PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENSYARATKAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PRAKTIK IBADAH BAGI ORANG YANG MENGAJUKAN DISPENSASI NIKAH DITINJAU DARI MASLAHAH MURSALAH (Studi Penelitian Pengadilan Agama Trenggalek)

ERFIN ADI CAHYO, 126102202172 and AHMAD MUSONNIF, 197810242009121001 (2025) PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENSYARATKAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PRAKTIK IBADAH BAGI ORANG YANG MENGAJUKAN DISPENSASI NIKAH DITINJAU DARI MASLAHAH MURSALAH (Studi Penelitian Pengadilan Agama Trenggalek). [ Skripsi ]

	Text COVER.pdf Download (643kB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (201kB)
	Text DAFTAR ISI.pdf Download (125kB)
	Text BAB I.pdf Download (260kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (376kB)
	Text BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (248kB)
	Text BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (342kB)
	Text BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (327kB)
	Text BAB VI.pdf Restricted to Registered users only Download (141kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (145kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (933kB)

Abstract

Skripsi dengan judul Pertimbangan Hukum Persyaratan Melakukan Praktik Ibadah Bagi Orang Yang Mengajukan Dispensasi Nikah (Studi Penelitian Pengadilan Agama Trenggalek) Yang Ditulis Oleh Erfin Adi Cahyo NIM. 1261022021721 , Program Studi Hukum Keluarga Islam Fakultas Syariah Dan Ilmu Hukum Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung Pembimbing Ahmad Musonnif, M.H.I. Kata Kunci : Pertimbangan Hakim, Dispensasi Nikah, Pengadilan Agama Trenggalek Konteks penelitian dari penelitian ini adalah Dispensasi nikah merupakan izin khusus dari pengadilan yang diberikan kepada calon pengantin yang belum memenuhi syarat usia minimal yang diatur oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, yaitu 19 tahun untuk pria dan 16 tahun untuk wanita. Dalam konteks hukum Islam, meskipun tidak ada ketentuan usia minimal secara eksplisit, pernikahan harus didasarkan pada kesiapan fisik, mental, dan spiritual calon mempelai. Oleh karena itu, pengadilan agama berperan penting dalam menilai kelayakan permohonan dispensasi nikah, tidak hanya dari aspek hukum formal, tetapi juga dari aspek kesiapan ibadah dan spiritual calon mempelai agar pernikahan yang berlangsung bermakna dan sesuai dengan prinsip Islam. Fokus dan pertanyaan penelitian ini diantaranya 1) Bagaimana Praktik Hakim dalam mensyaratkan kemampuan beribadah bagi orang yang mengajukan dispensasi nikah di Pengadilan Agama Trenggalek? 2) Bagaimana Pertimbangan Hakim dalam menetapkan persyaratan kemampuan ibadah dalam mengajukan dispensasi? 3) Bagaimana Praktik Hakim dalam mensyaratkan kemampuan beribadah bagi orang yang mengajukan dispensasi nikah ditinjau dari Maslahah Mursalah? Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan normatif-empiris. Pendekatan normatif dilakukan dengan mengkaji aturan hukum dan norma agama terkait dispensasi nikah, seperti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam, untuk menganalisis kesesuaian praktik ibadah dalam pemberian dispensasi. Pendekatan empiris melibatkan pengumpulan data langsung di lapangan melalui wawancara, observasi, dan studi kasus di Pengadilan Agama Trenggalek. Hasil penelitian ini diantaranya 1) Praktik Hakim dalam mensyaratkan kemampuan beribadah bagi orang yang mengajukan dispensasi dilakukan dengan menekankan kesiapan spiritual dan mental calon mempelai, terutama kemampuan menjalankan ibadah wajib dan sunnah. 2) Pertimbangan hakim Pengadilan Agama Trenggalek dalam mensyaratkan ibadah dalam dispensasi nikah meliputi kesiapan ibadah individu, ibadah keluarga, niat tulus, dan masukan orang tua atau wali. 3) Pertimbangan hakim hakim Pengadilan Agama Trenggalek dalam mensyaratkan ibadah ketika dispensasi nikah sesuai dengan prinsip Maslahah Mursalah, karena menekankan kesiapan spiritual dan mental calon mempelai untuk menjaga kemaslahatan dan mencegah kerugian sosial, sehingga pernikahan yang diizinkan bermakna secara moral dan sosial.

Actions (login required)

View Item