ANALISIS PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL KELAS X JURUSAN BUSANA SMK BHAKTI BANDUNG TULUNGAGUNG

ANISA WIKEN PALUPI, 2814133015 (2017) ANALISIS PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL KELAS X JURUSAN BUSANA SMK BHAKTI BANDUNG TULUNGAGUNG. [ Skripsi ]

[img]
Preview
Text
Cover.pdf

Download (860kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Abstrak.pdf

Download (100kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Isi.pdf

Download (61kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 1.pdf

Download (419kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 2.pdf

Download (601kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 3.pdf

Download (415kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 4.pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 5.pdf

Download (97kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 6.pdf

Download (56kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Pustaka.pdf

Download (85kB) | Preview

Abstract

ABSTRAK Skripsi dengan judul “Analisis Proses Berpikir Kreatif Siswa dalam Memecahkan Masalah Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Kelas X Jurusan Busana SMK Bhakti Bandung Tulungagung” ini ditulis oleh Anisa Wiken Palupi, NIM. 2814133015, Jurusan Tadris Matematika, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung, Pembimbing Dr.Dewi Asmarani, M.Pd. Kata Kunci: Berpikir Kreatif, Teori Wallas, Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Berpikir kreatif dalam pembelajaran matematika sangatlah penting, terutama dalam memecahkan masalah. Ketika siswa memecahkan soal dengan menghubungkan konsep yang telah dikuasai sebelumnya, siswa tersebut telah melakukan proses berpikir. Namun kenyataannya di lapangan, fokus dan perhatian pada upaya meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dalam matematika jarang dikembangkan, karena proses pembelajaran masih berpusat pada guru. Proses berpikir kreatif merupakan gambaran nyata dalam menjelaskan bagaimana pembentukan kreativitas itu terjadi. Dalam berpikir kreatif proses yang terjadi ternyata melalui beberapa tahapan tertentu. Proses berpikir kreatif dapat dilihat dari perspektif teori Wallas. Proses berpikir kreatif berdasarkan teori Wallas meliputi 4 tahap yaitu, (1) persiapan; (2) inkubasi; (3) iluminasi; dan (4) verifikasi. Fokus penelitian pada penelitian ini adalah: (1) Bagaimana proses berpikir kreatif siswa pada tahap persiapan dalam memecahkan masalah sitem persamaan linear dua variabel. (2) Bagaimana proses berpikir kreatif siswa pada tahap inkubasi dalam memecahkan masalah sitem persamaan linear dua variabel. (3) Bagaimana proses berpikir kreatif siswa pada tahap iluminasi dalam memecahkan masalah sitem persamaan linear dua variabel. (4) Bagaimana proses berpikir kreatif siswa pada tahap verifikasi dalam memecahkan masalah sitem persamaan linear dua variabel. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan: (1) Tes, (2) wawancara, (3) dokumentasi dan (4) catatan lapangan. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis data kualitatif dengan langkah-langkah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan (1) ketekunan pengamatan (2) triangulasi, dan (3) pengecekan teman sejawat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) proses berpikir kreatif siswa pada tahap persiapan, siswa berkemampuan rendah mampu memahami informasi yang terdapat dalam masalah tetapi tidak mampu menyampaikan informasi dengan bahasanya sendiri, mengetahui apa yang diketahui dan ditanyakan, serta sudah pernah mengetahui masalah seperti ini. Untuk siswa berkemampuan sedang dan tinggi pada tahap persiapan mampu memahami informasi yang terdapat dalam masalah serta mampu menyampaikan informasi dengan bahasanya sendiri, mengetahui apa yang diketahui dan ditanyakan, serta sudah pernah mengetahui masalah seperti ini. (2) proses berpikir kreatif siswa pada tahap inkubasi, siswa berkemampuan rendah mencoba mengingat materi SPLDV yang telah lalu dengan membuka catatan sambil sesekali menggigit jarinya. Siswa berkemampuan sedang mencoba mengingat materi sebelumnya dengan menggaruk-garuk kerudung. Sedangkan pada siswa berkemampuan tinggi mengingat materi sebelumnya dengan membuka catatan sambil mengetukketukkan bolpoinnya di meja. (3) proses berpikir kreatif siswa pada tahap iluminasi, siswa berkemampuan rendah dan sedang memecahkan masalah menggunakan cara eliminasi. Siswa berkemampuan tinggi menyelesaikan masalah menggunakan cara eliminasi dan mencoba memecahkan masalah dengan cara lain yaitu cara campuran (eliminasi-substitusi). (4) proses berpikir kreatif siswa pada tahap verifikasi, siswa berkemampuan rendah menyelesaikan masalah menggunakan cara eliminasi tetapi hasilnya tidak benar. Untuk siswa berkemampuan sedang mampu menyelesaikan masalah menggunakan cara eliminasi secara benar. Sedangkan pada siswa berkemampuan tinggi mampu menyelesaikan masalah menggunakan cara eliminasi secara benar dan mampu menyelesaikan dengan cara lain yaitu cara campuran (eliminasi subtitusi) secara benar juga.

Item Type: Skripsi
Subjects: Matematika
Pendidikan > Pendidikan Tinggi
Divisions: Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan > Tadris Matematika
Depositing User: 2814133015 ANISA WIKEN PALUPI
Date Deposited: 07 Dec 2017 03:54
Last Modified: 07 Dec 2017 03:54
URI: http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/6791

Actions (login required)

View Item View Item