MUHAMMAD MANAR, 17507164006 (2018) POLITIK DALAM PERSPEKTIF ARISTOTELES DAN IBNU KHALDUN. [ Thesis ]
|
Text
COVER.pdf Download (297kB) | Preview |
|
|
Text
ABSTRAK.pdf Download (78kB) | Preview |
|
Text
DAFTAR ISI.pdf Download (149kB) |
||
Text
BAB I.pdf Download (417kB) |
||
|
Text
BAB II.pdf Download (354kB) | Preview |
|
|
Text
BAB III.pdf Download (569kB) | Preview |
|
|
Text
BAB IV.pdf Download (521kB) | Preview |
|
|
Text
BAB V.pdf Download (358kB) | Preview |
|
|
Text
BAB VI.pdf Download (134kB) | Preview |
|
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (186kB) | Preview |
Abstract
ABSTRAK Nama : Muhammad Manar Pembimbing I : Dr. H. Teguh, M.Ag. Pembimbing II : Dr. H. Zaini Fasya, M.PdI. Kata kunci : Politik, Perspektif Aristoteles dan Ibnu Khaldun Dunia politikmerupakandunia yang dipenuhidenganberbagaikepentingandankonflikdariberbagaipihak yang inginmencapaitujuan.Realitaspercaturanpolitik yang terjadi di Negara EropadanTimur Tengahitumemunculkanbeberapapemikiranfilosofyangmembahastentangkekuasaa ndanpembentukanNegara. Di antara beberapa pemikiran filosof tersebut , ada dua filosof yang menurut penulis mempunyai pemikiran yang menjadi bahan kajian para pemikir dan cendekiawan muslim di Timur dan Barat juga para pemikir dan cendekiawan Eropa. Mereka adalah Aristoteles dan Ibnu Khaldun. Rumusan masalah dalam tesis ini menerangkan pemikiran negara dan kekuasaan menurut Aristoteles, pemikiran negara dan kekuasaan menurut Ibnu Khaldun, juga persamaan dan perbedaan pemikiran negara dan kekuasaan menurut Aristoteles dan Ibnu Khaldun kemudian tujuan penelitian ini: untuk mengetahui pemikiran negara dan kekuasaan menurut Aristoteles dan Ibnu Khaldun, untuk mengetahui letak persamaan pemikiran negara dan kekuasaan antara Aristoteles dan Ibnu Khaldun, dan untuk mengetahui letak perbedaan pemikiran politik antara Aristoteles dan Ibnu Khaldun. Dalam tesis ini menggunakan metode studi teks, di dalam teknik ini, penulis memanfaatkan teoriteori, pendapat para tokoh yang masih berkaitan dengan tema penulisan ini. Menurut pendapat Aristoteles, sumber kekuasaan ialah hukum kemudian ia menegaskan bahwa hanya apabila hukum yang menjadi sumber kekuasaan, maka pemerintahan para penguasa akan terarah bagi kepentingan, kebaikan, dan kesejahteraan umum kemudian hanya apabila hukum yang menjadi sumber kekuasaan bagi para penguasa negara, barulah dapat dijamin bertumbuhnya moralitas terpuji dan keadaban tinggi, yang sanggup mencegah para penguasa itu dari kesewenang-wenangan. Menurut pendapat Ibnu Khaldun, adanya ‘ashabiyah itu merupakan suatu keharusan bagi berdirinya suatu negara yang kuat dan besar kemudian negara hanya akan mampu bertahan dalam ‘ashabiyah apabila ditopang oleh agama kemudian kekuasaan merupakan sesuatu yang natural bagi manusia, yang secara naluri itu cenderung hidup bermasyarakat. Naluri manusia pada dasarnya cenderung kepada kebaikan daripada kejahatan dalam kedudukannya sebagai makhluk yang berakal. Dalam pemikiran tentang negara, baik Aristoteles maupun Ibnu Khaldun berpendapat bahwa negara merupakan suatu asosiasi, akan tetapi terdapat perbedaan pemikiran antara keduanya: kalau menurut pendapat Aristoteles, negara kota itu merupakan suatu asosiasi, yang bertujuan untuk mencapai kebaikan yang paling tinggi, Ibnu Khaldun berpendapat bahwa negara kota itu merupakan organisasi kemasyarakatan yang menjadi suatu keharusan bagi hidup manusia juga awal munculnya suatu negara.
Item Type: | Thesis (UNSPECIFIED) |
---|---|
Subjects: | Agama |
Divisions: | Pascasarjana > Thesis > Filsafat Agama |
Depositing User: | 17507164006 MUHAMMAD MANAR |
Date Deposited: | 03 Sep 2018 02:33 |
Last Modified: | 03 Sep 2018 02:33 |
URI: | http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/9234 |
Actions (login required)
View Item |