ITSNA AL MABRUROH, 1733143028 (2020) RESILIENSI REMAJA KORBAN PERCERAIAN ORANG TUA YANG HIDUP MANDIRI TANPA ADA ORANG TUA. [ Skripsi ]
|
Text
cover.pdf Download (804kB) | Preview |
|
|
Text
ABSTRAK.pdf Download (311kB) | Preview |
|
|
Text
DAFTAR ISI.pdf Download (155kB) | Preview |
|
Text
BAB I.pdf Download (180kB) |
||
Text
BAB II.pdf Download (376kB) |
||
|
Text
BAB III.pdf Download (237kB) | Preview |
|
|
Text
BAB IV.pdf Download (344kB) | Preview |
|
|
Text
BAB V.pdf Download (15kB) | Preview |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (196kB) |
Abstract
Kata Kunci : Resiliensi, Remaja Korban Perceraian. Perceraian ataupun Broken Home merupakan suatu kondisi yang mengharuskan kedua orang yang sudah terikat dalam hubungan perkawinan menjadi berpisah karena sudah tidak adanya keharmonisan ataupun ketidakcocokan lagi dalam menjalani kehidupan rumah tangganya. Seorang anak yang sedang mengalami proses pendewasaan sangat membutuhkan pengawasan dari orang tua ataupun orang yang mewakili orang tua sebagai penggantinya. Jika orangtua bercerai, tentu akan mempengaruhi perilaku dan kondisi psikologi anak. Adapun fokus penelitian dalam penelitian skripsi ini adalah untuk mengetahui Bagaimana resiliensi remaja korban perceraian orang tua yang hidup mandiri tanpa ada orang tua atau wali pengganti. Metode yang digunakan dalam penilitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan Studi Kasus (case research). Teknik pengumpulan data menggunakan Metode induktif dengan tahap Reduksi data, Penyajian data (data display), Menarik kesimpulan dan verifikasi. Teknik pengumpulan data dengan Wawancara, Observasi dan Dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perceraian orang tua subjek disebabkan karena ketidakharmonisan dan ketidakcocokan pemikiran. Dampak perceraian subjek mengalami Sedih mendalam, takut dan tertekan, terkadang stress, gangguan dalam beraktivitas, menyendiri, kurang perhatian dan kasih sayang, diam dan pasif. Faktor Pembentukan Resiliensi subjek yaitu motivasi dan semangat untuk tetap tegar (I have). Kekuatan diri subjek berupa semangat belajar dan cita-cita masa depan subjek. Harapan tidak terjadi perceraian lagi (I am). Mampu mengekspresikan mengenai sesuatu yang dirasakan atau difikirkan kepada orang lain (I can). Hambatan resiliensi kedua subjek muncul sebagai usaha yang asalnya dari dalam diri, yang memiliki sifat atau tujuan untuk menghalangi atau melemahkan suatu keinginan atau pun kemajuan yang hendak dicapai dalam resiliensi.
Item Type: | Skripsi |
---|---|
Subjects: | Psikologi |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin, Adab Dan Dakwah > Tasawuf Psikoterapi |
Depositing User: | 1733143028 Itsna Al Mabruroh |
Date Deposited: | 04 Feb 2020 03:04 |
Last Modified: | 04 Feb 2020 03:04 |
URI: | http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/14205 |
Actions (login required)
View Item |