FEBRIANI, NURUL (2015) KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DITINJAU DARI GAYA BERPIKIR DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA KELAS VIII SMPN 1 NGUNUT TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2014/2015. [ Skripsi ]
|
Text
COVER.pdf Download (40kB) | Preview |
|
|
Text
BAB I.pdf Download (206kB) | Preview |
|
|
Text
BAB II.pdf Download (264kB) | Preview |
|
|
Text
BAB III.pdf Download (205kB) | Preview |
|
|
Text
BAB IV.pdf Download (2MB) | Preview |
|
|
Text
BAB V.pdf Download (14kB) | Preview |
|
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (16kB) | Preview |
Abstract
ABSTRAK Febriani, Nurul 2014. Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Ditinjau dari Gaya Berpikir dalam Menyelesaikan Soal Matematika kelas VIII SMPN 1 Ngunut Tulungagung Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi ,Jurusan Tadris Matematika, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Program Strata Satu IAIN Tulungagung yang dibimbing oleh Muniri M.Pd, Kata Kunci: Mengidentifikasi Berpikir Kritis, Gaya Berpikir Berpikir Kritis merupakan suatu jenis berpikir yang penting dalam menyelesaikan soal matematika. berpikir kritis memberikan arahan yang tepat dalam berpikir. Berpikir kritis merupakan sebuah proses yang bermuara pada penarikan kesimpulan tentang apa yang harus kita percayai dan tindakan apa yang harus dilakukan. Bukan untuk mencari jawaban semata, tetapi yang terlebih utama adalah mempertanyakan jawaban fakta atau informasi yang ada. Untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis peserta didik, seorang pendidik harus memperhatikan peserta didik. Karena masing-masing peserta didik mempunyai kemampuan yang berbeda. Dengan demikian, dalam memahami dan membangun matematika dalam diri siswa dimungkinkan juga dengan cara yang berbeda-beda. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah gaya berpikir siswa dimana setiap individu memiliki karakteristik-karekteristik yang berbeda. Untuk menilai tingkatan kemampuan berpikir kritis siswa ditinjau dari gaya berfikir, peneliti menggunakan model berfikir Ennis. Dimana bagian berfikir terdiri dari 3 Level, yakni level 1 (tidak kritis), level 2 (cukup kritis), dan level 3 (kritis) dengan inidiktor-indikator yang dinilai adalah kemampuan untuk menolak informasi bila tidak benar atau tidak relevan, kemampuan mendeteksi kekeliruan dan memperbaiki kekeliruan konsep, kemampuan untuk mengambil keputusan atau kesimpulan setelah seluruh fakta dikumpulkan dan dipertimbangkan, ketertarikan untuk mencari solusi baru. Sedangkan, bagian berpikir yang dinilai adalah gaya berpikir yang telah dikemukakan oleh Bobby Deporter yang terdiri 4 kelompok gaya berfikir yaitu sekuensial konkret, sekuensial abstrak, acak konkret, dan acak abstrak. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif-deskriptif yang bertujuan mendeskripsikan dan atau menganalisis kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII SMPN 1 Ngunut Tulungagung dalam menyelesaikan soal matematika. Prosedur pengumpulan data terdiri dari observasi, tes tertulis dan wawancara. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII SMPN 1 Ngunut Tulungagung semester genap tahun ajaran 2014/ 2015. Tingkat kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII SMPN 1 Ngunut dalam menyelesaikan masalah matematika hanya sampai pada tingkat kemampuan berpikir kritis, cukup kritis dan tidak kritis dengan gaya berfikir sekuensial konkret, sekuensial abstrak, acak konkret, dan acak abstrak. Jika dikaitkan dengan penyelesaian masalah matematika, maka analisis kemampuan berpikir kritis ditinjau dari gaya berfikir siswa kelas VIII SMPN 1 Ngunut adalah sebagai berikut: (1) Kemampuan tingkat berpikir kritis Siswa yang mempunyai gaya berpikir sekuensial konkret, memiliki kemampuan berpikir kritis level 3. Subyek mampu memenuhi indikator berpikir kritis K1 (kemampuan untuk menolak informasi bila tidak benar atau tidak relevan, K2 (kemampuan untuk mendeteksi kekeliruan dan memperbaiki kekeliruan konsep), K3 (kemampuan untuk mengambil keputusan atau kesimpulan setelah seluruh fakta dikumpulkan dan dipertimbangkan),sedangkan K4 tidak terpenuhi. (2) Kemampuan tingkat berpikir kritis siswa yang mempunyai gaya berpikir sekuensial abstrak, memiliki kemampuan berpikir kritis level 3 yaitu kritis. Subyek mampu memenuhi semua indikator berpikir kritis K1 (kemampuan untuk menolak informasi bila tidak benar atau tidak relevan, K2 (kemampuan untuk mendeteksi kekeliruan dan memperbaiki kekeliruan konsep), K3 (kemampuan untuk mengambil keputusan atau kesimpulan setelah seluruh fakta dikumpulkan dan dipertimbangkan), K4 (ketertarikan untuk mencari solusi baru). (3) Kemampuan tingkat berpikir kritis siswa yang mempunyai gaya berpikir acak konkret, memilki kemampuan berpikir kritis level 1. Subyek hanya mampu memenuhi indikator K3 (kemampuan untuk mengambil keputusan atau kesimpulan setelah seluruh fakta dikumpulkan dan dipertimbangkan). (4) Kemampuan tingkat berpikir kritis siswa yang mempunyai gaya berpikir acak abstrak, memiliki kemampuan berpikir kritis level 2 dan level 1. Pada level 2 subyek memenuhi 3 indikator berpikir kritis K1(kemampuan untuk menolak informasi bila tidak benar atau tidak relevan, K3 (kemampuan untuk mengambil keputusan atau kesimpulan setelah seluruh fakta dikumpulkan dan dipertimbangkan) K4 (ketertarikan untuk mencari solusi baru). Sedangkan pada level 1, subyek hanya memenuhi indikator berpikir kritis K1 (kemampuan untuk menolak informasi bila tidak benar atau tidak relevan). Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh diharapkan adanya penelitian lanjutan yang membahas tingkat kemampuan berpikir kritis siswa ditinjau dari gaya berfikir dalam menyelesaikan soal matematika yang lebih dalam lagi dan upaya untuk bisa meningkatkannya
Item Type: | Skripsi |
---|---|
Subjects: | Matematika Pendidikan > Pendidikan Menengah Pertama |
Divisions: | Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan > Tadris Matematika |
Depositing User: | NURUL FEBRIANI |
Date Deposited: | 10 Feb 2016 02:45 |
Last Modified: | 10 Feb 2016 02:45 |
URI: | http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/1901 |
Actions (login required)
View Item |