DINA ALFI MUFIDA, 12102173058 (2021) TRADISI PENGASUHAN (HADHANAH) ANAK KEMBAR SECARA TERPISAH MENURUT PENDAPAT KYAI NAHDLATUL ULAMA' DAN MUHAMMADIYAH TAHUN ANGGARAN 2021 (Studi Kasus di Desa Bendosari Kecamatan Kras Kabupaten Kediri Propinsi Jawa Timur). [ Skripsi ]
|
Text
COVER.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text
ABSTRAK.pdf Download (409kB) | Preview |
|
|
Text
DAFTAR ISI.pdf Download (185kB) | Preview |
|
|
Text
BAB I.pdf Download (448kB) | Preview |
|
|
Text
BAB II.pdf Download (725kB) | Preview |
|
|
Text
BAB III.pdf Download (271kB) | Preview |
|
Text
BAB IV.pdf Download (629kB) |
||
Text
BAB V.pdf Download (564kB) |
||
Text
BAB VI.pdf Download (248kB) |
||
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (340kB) |
Abstract
Dina Alfi Mufida, NIM 12102173058 “Tradisi Pengasuhan (hadhânah) Anak Kembar Secara Terpisah Menurut Pendapat Kyai Nahdlatul Ulama’ dan Muhammadiyah” Jurusan Hukum Keluarga Islam Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum. Pembimbing : Kata Kunci : Pengasuhan (hadhânah) Anak Kembar Secara Terpisah Menurut Kyai Nahdlatul Ulama’ dan Muhammadiyah. Tradiri pemisahan anak kembar merupakan budaya yang ada di Desa Bendosari. Masyarakat percaya memisahkan anak kembar dapat mencegah terjadinya hal buruk bila mereka dibiarkan bersama. Pendapat Kyai Nahdlatul Ulama’ dan Muhammadiyah mengenai Pengasuhan (hadhânah) Anak Kembar Secara Terpisah. Rumusan masalah penelitian : (1) Bagaimana Tradisi Pengasuhan Anak Kembar Secara terpisah? (2) Bagaimana Pengasuhan Anak Kembar menurut pendapat Kyai Nahdlatul Ulama’ dan Muhammadiyah ?. Tujuan dari penelitian ini adalah (1)Untuk mengetahui Tradisi Pengasuhan Anak Kembar Secara Terpisah (2) Untuk mengetahui pendapat Kyai Nahdlatul Ulama’ dan Muhammadiyah mengenai Pengasuhan Anak Kembar Secara Terpisah. Penelitian yang digunakan peneliti adalah metode pendekatan kualitatif dan penelitian lapangan teknik pengumpulan data yang digunakan di dalam penelitian ini berupa pengalaman pribadi dan wawancara, sedangkan teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Tradisi pengasuhan anak kembar secara terpisah adalah budaya yang dilakukan oleh masyarakat Bendosari karena keyakinan masyarakat bahwa anak kembar tinggal bersama akan berakibat buruk bagi mereka berdua. (2) Kyai Nahdlatul Ulama’ berpendapat bahwa pemisahan anak kembar tidak menyalahi hukum Islam apabila tidak dikhawatirkan aqidah anak tersebut akan terganggu, pendapat ini cukup toleran terhadap keberadaan tradisi lokal. Sedangkan Kyai Muhammadiyah berpendapat bahwa pemisahan anak kembar menyalahi hukum Islam karena hal tersebut dapat mengakibatkan anak merasa dibedakan dan dapat berdampak pada perkembangan mental serta psikis. Muhammadiyah ingin menerapkan ajaran Islam secara ketat dan mempertimbangkan dampak dari tradisi tersebut.
Item Type: | Skripsi |
---|---|
Subjects: | Agama Hukum > Hukum Keluarga Islam |
Divisions: | Fakultas Syariah Dan Ilmu Hukum > Hukum Keluarga Islam |
Depositing User: | Dina 12102173058 Dina Alfi Mufida |
Date Deposited: | 30 Apr 2021 03:07 |
Last Modified: | 30 Apr 2021 03:07 |
URI: | http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/19365 |
Actions (login required)
View Item |