ANAK KOTAK HIJAU (Fenomena Pekerja Anak Pengumpul Kotak Amal Keliling Pada Pondok Pesantren Kota Jayapura Perspektif Hukum Nasional, Hukum Internasional dan Hukum Islam)

NATASYA AULIA HUSAIN, 128502203016 (2022) ANAK KOTAK HIJAU (Fenomena Pekerja Anak Pengumpul Kotak Amal Keliling Pada Pondok Pesantren Kota Jayapura Perspektif Hukum Nasional, Hukum Internasional dan Hukum Islam). [ Thesis ]

[img]
Preview
Text
COVER.pdf

Download (523kB) | Preview
[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (617kB)
[img] Text
DAFTAR ISI.pdf

Download (272kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (346kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (475kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (776kB)
[img] Text
BAB V.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (444kB)
[img] Text
BAB VI.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (189kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (128kB)

Abstract

Tesis dengan judul “ANAK KOTAK HIJAU (Fenomena Pekerja Anak Pengumpul Kotak Amal Keliling pada Pondok Pesantren Kota Jayapura Perspektif Hukum Nasional, Hukum Internasional dan Hukum Islam” ini ditulis oleh Natasya Aulia Husain dengan Pembimbing Prof. Dr. Iffatin Nur M.Ag. dan Dr. Kutbuddin Aibak S.Ag., M.HI. Kata Kunci: Pekerja Anak, Kotak Amal Keliling, Hukum Nasional, Hukum Internasional, Hukum Islam. Penelitian dalam tesis ini dilatarbelakangi oleh pengamatan peneliti terhadap sebuah fenomena di masyarakat tentang adanya pandangan masyarakat terkait pekerja anak pengumpul kotak amal keliling. Pekerjaan tersebut nyatanya telah menjadi kebiasaan oleh anak-anak yang dalam hal ini mereka merupakan santri pada pondok pesantren tertentu. Kebiasaan yang dilakukan pekerja anak tersebut tentunya akan memiliki dampak tersendiri oleh anak-anak yang notabennya masih di bawah umur. Hak anak yang seharusnya mendapatkan pengajaran dan pendidikan seakan tergerus dan terabaikan dengan hadirnya fenomena kotak hijau ini. Lazimnya, setiap anak tidak diperbolehkan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang membuat mereka lalai akan hak dan kewajibannya sebagai anak, sekalipun dalam kondisi yang memprihatinkan. Fokus dan pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana fenomena yang dilakukan oleh pekerja anak pengumpul kotak amal keliling pada pondok pesantren di Kota Jayapura?; (2) Bagaimana dampak pekerja anak pengumpul kotak amal keliling pada pondok pesantren di Kota Jayapura?; (3) Bagaimana solusi pekerja anak pengumpul kotak amal keliling pada pondok pesantren di Kota Jayapura?; (4) Bagaimana fenomena, dampak dan solusi pekerja anak pengumpul kotak amal keliling pada pondok pesantren di Kota Jayapura perspektif hukum nasional, hukum internasional dan hukum Islam?. Tesis ini bermanfaat bagi penulis untuk menambah khazanah ilmu pegetahuan dalam memiliki pola pikir yang kritis, sikap dan pengalaman sebagai upaya meningkatkan kualitas dalam memiliki kepekaan terhadap situasi sosial yang hadir di masyarakat. Hadirnya fenomena yag terjadi di masyarakat terkait anak kotak hijau atau pekerja anak kotak amal keliling ini seharusnya memberikan kepekaan tersendiri terkhusus kaum muslim dan lembaga terkait untuk bagaimana saling membantu dalam urusan dunia pendidikan. Dari hasil penelitian ini, peneliti menyimpulkan bahwa (1) Fenomena pekerja anak pengumpul kotak amal keliling pada pondok pesantren di Kota Jayapura memiliki beberapa praktiknya yang diantaranya: membawa kotak amal keliling yang disiapkan oleh pihak pondok, pengumpulan kotak amal keliling merupakan santri dari pondok pesantren yang bersangkutan, memiliki waktu yang telah ditentukan, memiiki sasaran yang dituju, pengumpul kotak amal keliling terkordinir, santri mendapatkan upah dari dana yang terkumpul. (2) Mengenai dampak pekerja anak pengumpul kotak amal keliling pada pondok pesantren di Kota Jayapura juga memiliki bebrapa dampak yang mempengaruhi aktivitas dari pada anak-anak tersebut, sebagai berikut: santri tidak mengikuti pembelajaran, munculnya cemoohan dari berbagai kalangan, menjadi kebiasaan oleh santri karena akan mendapatkan upah, dilakukan karena sumber pembiayaan yang kurang dari pondok pesantren, pembebasan biaya bagi santri yang tidak mampu, minimnya bantuan dari internal maupun eksternal. (3) Adapun solusi terkait pekerja anak pengumpul kotak amal keliling pada pondok pesantren di Kota Jayapura yakni: mengembangkan kreatifitas untuk meningkatkan pendapatan pondok pesantren melalui usaha di lingkungan pondok pesantren, melakukan kerjasama dengan berbagai stekholder, dibutuhkan peran aktif BAZDA Kota Jayapura dalam memberikan pendanaan pondok pesantren, bekerjasama dengan BKMT. (4) Mengenai fenomena, dampak dan solusi pekerja anak pengumpul kotak amal keliling pada pondok pesantren di Kota Jayapura perspektif hukum nasional, hukum internasional dan hukum Islam dengan melihat fenomena yang terjadi di lapangan, masih banyak yang belum sesuai dengan aturan yang berlaku, seperti pada hukum nasional Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan yang mengungkapkan bahwa anak adalah setiap orang yang umurnya di bawah 18 tahun. Artinya jika melihat dari fenomena yang terjadi di atas maka mereka belum mampu untuk mencukupi kebutuhannya sendiri terlebih untuk bekerja. Selanjutnya pada hukum Internasional dalam aturan Konvensi International Labour Organization (ILO) tentang Perlindungan Pekerja Anak menyatakan pada dasarnya pekerja anak sekalipun dimaklumkan untuk bekerja dengan alasan-alasan tertentu tetap dianggap pekerja anak terlarang. Untuk itu pada kasus pekerja anak kotak amal keliling di Kota Jayapura, jika dilihat dari aturan yang diberlakukan di atas maka dengan alasan apapun akan tetap terbantahkan dan dianggap sebagai salah satu pekerja anak terlarang dan itu tidak diperbolehkan. Pada hukum Islam juga terkait hak anak yang kemudian terbagi atas 7 hak yang terdiri dari: hak untuk hidup dan tumbuh berkembang, hak mendapatkan perlindungan dan penjagaan dari siksa api neraka, hak mendapatkan nafkah dan kesejahteraan, hak mendapatkan pendidikan dan pengajaran, hak mendapatkan keadilan dan persamaan derajat, hak mendapatkan cinta kasih dan hak untuk bermain. Berangkat dari hak anak dalam hukum Islam tersebut ternyata yang terjadi dengan fenomena pekerja anak kotak amal keliling adalah banyak santri atau anak-anak yang bahkan tidak mendapatkan haknya dalam mendapatkan pendidikan dan pengajaran yang disebabkan karena pekerjaan yang mereka lakukan tersebut. Disini dapat terlihat bahwa hak anak yang seharusnya di dapatkan, nyatanya tersingkirkan oleh adanya kewajiban yang mereka harus lakukan untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam menghidupi diri mereka sendiri. Sehingga pendidikan yang seharusnya menjadi prioritas mereka menjadi terlupakan.

Item Type: Thesis (UNSPECIFIED)
Subjects: Hukum > Hukum Ekonomi Islam
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Hukum Ekonomi Syariah
Depositing User: 128502203016 Natasya Aulia Husain
Date Deposited: 01 Aug 2022 03:23
Last Modified: 01 Aug 2022 03:23
URI: http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/28576

Actions (login required)

View Item View Item