PUTRI LAILATUL AZMIA, 12305193109 (2023) REPRESENTASI BULLYING DALAM WEB DRAMA KOREA SHADOW BEAUTY. [ Skripsi ]
Text
REPRESENTASI BULLYING DALAM WEB DRAMA KOREA SHADOW BEAUTY.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
Abstract
Bullying hingga saat ini masih menjadi sebuah permasalahan dunia yang belum memiliki solusi tepat untuk menanganinya. Hal ini menjadi momok tersendiri, terutama bagi kaum pelajar. Dalam konteks sekolah, intimidasi teman sebaya merupakan bentuk kekerasan yang paling umum di kalangan anak-anak dan remaja. Bullying di kalangan pelajar merupakan isu yang cukup sering ditemukan dan dibahas di dalam film/drama. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat berbagai data terkait tingginya insiden bullying di sekolah, termasuk di Indonesia. Salah satu web drama yang mengangkat isu bullying yaitu web drama Korea “Shadow Beauty”. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis semiotika. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana fenomena bullying digambarkan dalam web drama Korea Shadow Beauty dengan menggunakan teori Semiotika Roland Barthes. Barthes mengembangkan teori semiotika menjadi tiga tahap, yaitu, denotasi, konotasi dan mitos. Data yang diambil dari adegan dan dialog berasal dari web drama Shadow Beauty. Peneliti mengumpulkan data dengan menonton web drama, mengamati karakter-karakter yang terdapat dalam web drama, adegan dan dialognya, memilih scene yang memiliki adegan perundungan, membuat catatan, kemudian menganalisisnya menggunakan teori semiotika Barthes. Hasil yang ditemukan dari penelitian ini menunjukkan adanya fenomena bullying mulai dari sebab, perlakuan hingga dampak dari bullying. Pertama, pada web drama ini, perilaku bullying dilakukan secara fisik maupun verbal yang disebabkan oleh standar kecantikan. Standar inilah yang menyebabkan tokoh utama yang terbilang berada jauh dari garis kecantikan mendapatkan perlakuan buruk seperti dihina, diancam, dikucilkan dan disakiti secara fisik. Kedua, dalam web drama ini juga ditemukan bahwa kebanyakan orang, tidak hanya orang dewasa, melainkan masyarakat luas termasuk anak-anak ataupun remaja menganggap perilaku bullying merupakan sebuah konflik biasa yang terjadi diantara anak-anak. Ketiga, kesadaran korban bullying akan hal yang menyebabkan mereka dirundung, membuat mereka lebih memilih cara lain untuk menangani rasa khawatirnya, dibandingkan harus memberi tahu orang dewasa akan permasalahan yang sedang mereka alami. Kata Kunci: Bullying, Semiotika, Web Drama
Item Type: | Skripsi |
---|---|
Subjects: | Penyiaran Islam Ilmu Komunikasi |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin, Adab Dan Dakwah > Komunikasi Penyiaran Islam |
Depositing User: | Dwiyanti Reni |
Date Deposited: | 25 Aug 2023 02:11 |
Last Modified: | 25 Aug 2023 02:11 |
URI: | http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/39259 |
Actions (login required)
View Item |