TAHAJJUD PRESPEKTIF BISRI MUSTOFA DAN M. QURAISH SHIHAB DALAM KITAB TAFSIR AL IBRIZ DAN AL MISHBAH

FATMATUZZAHRA, 12301193052 (2023) TAHAJJUD PRESPEKTIF BISRI MUSTOFA DAN M. QURAISH SHIHAB DALAM KITAB TAFSIR AL IBRIZ DAN AL MISHBAH. [ Skripsi ]

[img] Text
TAHAJJUD PRESPEKTIF BISRI MUSTOFA DAN M. QURAISH SHIHAB DALAMKITAB TAFSIR AL IBRIZ DAN AL MISHBAH.pdf
Restricted to Registered users only

Download (4MB)

Abstract

Saat ini manusia banyak yang mengalami kegelisahan dalam menjalani kehidupan, maka dari itu perlunya mendekatkan diri kepada Allah salah satunya dengan melaksanakan salat tahajjud. Maka dari itulah tahajjud dapat menjadi solusi atas problematika kehidupan yang dialami. Kebanyakan dari kita menganggap makna salat tahajjud adalah hanya salat sunnah tambahan dari salat wajib saja. Sehingga tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui makna salat tahajjud dalam al Qur’an dengan sudut pandang dua tokoh yaitu Bisri Musthofa dan M. Quraish Shihab dalam kitab Tafsir Al Ibriz dan Al Mishbah. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif. Jenis penelitian yang diambil adalah library research atau penelitian kepustakaan yang mana penulis menggunakan data-data berupa jurnal, artikel, skripsi, buku dan lain sebagainya sebagai penunjang data primer yakni kitab tafsir al Ibriz dan al Mishbah. Analisis makna dalam riset ini menggunakan pendekatan teori Karl Mennheim, maka tahajjud sudut pandang Bisri Musthofa dan Quraish Shihab dalam 3 makna yaitu pertama, makna obyektif sebagai anjuran salat tahajjud yang dilaksanakan diwaktu malam. Kedua, makna ekspresifnya adalah ketegasan Quraish Shihab dalam tafsir al Mishbah ketika menjelaskan surah al Muzammil ayat 6 agar tidak ada kekeliruan dalam memaknainya. Ayat tersebut bukan menjelaskan sisi beratnya melaksanakan salat tahajjud namun menjelaskan di waktu malam adalah waktu yang tepat untuk mendapatkan kekhusyukan. Keutamaan salat tahajjud juga dijelaskan dalam tafsir Al Ibriz dan Al Mishbah yakni mendapatkan syafa’at terbesar Nabi Muhammad di hari akhir. Bisri Mustofa juga memberikan penjelasan dalam surah al Muzammil bahwa lama waktu malam itu terbagi menjadi tiga yaitu separone bengi, sakpertelune bengi lan rong pertelune bengi. Ia juga menambahkan alasan salat malam berganti hukumnya, yang awalnya wajib menjadi sunnah karena keringanan yang diberikan oleh Allah. Ketiga, makna dokumenter yakni salat tahajjud tanpa disadari akan membawa ketenangan jiwa bagi pelakunya karena kekhusyukan yang dirasakan. Kata Kunci : Tahajjud ; Al Ibriz ; Al Mishbah ;

Item Type: Skripsi
Subjects: Agama
Agama > Al Quran
Agama > Tafsir Quran
Divisions: Fakultas Ushuluddin, Adab Dan Dakwah > Ilmu Al-Quran Dan Tafsir
Depositing User: 12301193052 FATMATUZZAHRA
Date Deposited: 25 Oct 2023 04:23
Last Modified: 25 Oct 2023 04:23
URI: http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/41274

Actions (login required)

View Item View Item