AGHIS NIKMATUL QOMARIYAH, 128503203001 (2023) KONSEP CINTA TANAH AIR DALAM TAFSIR JAWA (Studi Analisis Tafsir Al-Qur’an Suci Basa Jawi Dan Tafsir Al-Huda). [ Thesis ]
Text
COVER.pdf Download (1MB) |
||
|
Text
ABSTRAK.pdf Download (793kB) | Preview |
|
|
Text
DAFTAR ISI.pdf Download (530kB) | Preview |
|
|
Text
BAB I.pdf Download (654kB) | Preview |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (783kB) |
||
Text
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (720kB) |
||
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
||
Text
BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (422kB) |
||
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (439kB) | Preview |
Abstract
ABSTRAK Tesis dengan judul “Konsep Cinta Tanah Air Dalam Tafsir Jawa (Studi Analisis Tafsir Al-Qur’an Suci Basa Jawi dan Tafsir Al-Huda)” ditulis oleh Aghis Nikmatul Qomariyah, NIM. 128503203001. Pembimbing Dr. H. Ahmad Zainal Abidin, M. A., dan Dr. Hj. Salamah Noorhidayati, M.Ag. Penelitian ini dilatarbelakangi adanya fenomena yang terjadi di Indonesia ketika berupaya mempertentangkan Islam dengan Cinta Tanah Air, bahkan menyebut pembelaan terhadap tanah air tidak ada dalil dari sisi agama. Adanya pertentangan manusiawi ini berimplikasi pada pandangan umum mengenai makna Cinta Tanah Air. Oleh karena itu, melihat penafsiran Cinta Tanah Air dari mufassir Jawa yang memiliki latarbelakang yang berbeda dapat menghasilkan pemahaman baru terhadap definisi Cinta Tanah Air tanpa mempetentangkan dengan agama dengan dapat memadukan keduanya. Pemilihan Tafsir Al-Qur’an Suci Basa Jawi dan Tafsir Al-Huda didasarkan pada tujuan penelitian yang ingin mengokohkan argumen bahwa sikap mencintai tanah air tidak untuk dipertentangkan dengan agama, melaiankan dipadukan keduanya sebagai pondasi yang kuat sebagai bentuk Cinta Tanah Air. Perbandingan kitab tafsir yang digunakan dalam penelitian ini dalam rangka menjawab paertanyaan (1) Bagaimana penafsiran Ayat-Ayat Cinta Tanah Air dalam Tafsir al-Qur’an Basa Jawi dan Tafsir al-Huda ? (2) Bagaimana persamaan dan perbedaan penafsiran Ayat-Ayat Cinta Tanah Air dalam Tafsir al-Qur’an Basa Jawi dan Tafsir al-Huda ? (3) Mengapa terdapat perbedaan penafsiran Ayat-Ayat Cinta Tanah Air dalam Tafsir al-Qur’an Basa Jawi dan Tafsir al-Huda ?. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif-interpretatif. penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui penafsiran Ayat-Ayat Cinta Tanah Air dalam Tafsir al-Qur’an Basa Jawi dan Tafsir al-Huda. Menjelaskan persamaan dan perbedaan penafsiran Ayat-Ayat Cinta Tanah Air dalam Tafsir al-Qur’an Basa Jawi dan Tafsir al-Huda dan memaparkan sebab perbedaan dan latar belakang Tafsir al-Qur’an Suci Basa Jawi dan Tafsir al-Huda yang memiliki kecenderungan tertentu terhadap Ayat-Ayat Cinta Tanah Air. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan: Pertama, Muhammad Adnan menafsirkan Cinta Tanah Air dengan sikap persatuan dan kesatuan, rela berkorban, dan toleransi antar umat beragama. Sedangkan, Bakri Syahid menafsirkan Cinta Tanah Air dengan sikap persatuan dan kesatuan, rela berkorban, kesetiaan, dan toleransi antar umat beragama terutama di Indonesia. Kedua, Segi Pengertian, Persamaan dari segi pengertian kedua tafsir diatas, yaitu sama-sama menjelaskan bahwa Cinta Tanah Air adalah memiliki rasa persatuan dan kesatuan, rasa rela berkorban, kesetiaan dan toleransi antar umat beragama. Perbedaaannya diantara kedua tafsir ini adalah penafsiran Muhammad Adnan dalam menafsirkan mengenai unsur-unsur cinta tanah air yang lebih umum seperti rasa persatuan dan kesatuan, rela berkorban, kesetiaan dan toleransi antar umat bergama. Sedangkan Bakri Syahid dalam menafsirkan unsur-unsur cinta tanah air lebih khusus ditujukan untuk Bangsa Indonesia yang disesuaikan dengan keadaan Indonesia dengan berbagai macam tatanan kenegaraannya. Segi Makna, Dalam Tafsir al-Qur’an Suci Basa Jawi dan Tafsir al-Huda sama-sama menjelaskan mengenai sesama mukmin adalahbersaudara. Dimana persaudaraan itu diharapkan terwujudnya kerukunan antar umat. Namun, terdapat perbedaan diantara keduanya yaitu dalam Tafsir al-Qur’an Suci Basa Jawi menjelaskan bahwa pengkhusuan kepada sesama mukmin dan tidak menyentuh aspek yang lebih luas. Sedangkan, Bakri Syahid memahami bahwa umat Islam itu bersaudara meskipun tidak sama-sama berada di negara Indonesia. Tetapi, mereka disatukan oleh keyakinan yang sama yaitu Islam. Ketiga, Terdapat dua faktor yang mempengaruhi penafsiran Muhammad Adnan dan Bakri Syahid yaitu faktor politik dan faktor sosial budaya. Dimana masa rezim keduanya berbeda, jika Muhammad Adnan di rezim orde lama dan Bakri Syahid di rezim orde baru. Sedangkan dalam sosial budaya mereka dibesarkan dalam lingkungan yang berbeda. Muhammad Adnan dilingkungan Kraton sedangkan Bakri Syahid dilingkungan militer.
Item Type: | Thesis (UNSPECIFIED) |
---|---|
Subjects: | Agama > Al Quran Agama > Tafsir Quran |
Divisions: | Pascasarjana > Thesis > Ilmu Al-Quran Dan Tafsir |
Depositing User: | 128503203001 AGHIS NIKMATUL QOMARIYAH |
Date Deposited: | 24 Oct 2023 08:38 |
Last Modified: | 24 Oct 2023 08:38 |
URI: | http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/41319 |
Actions (login required)
View Item |