KAJIAN TERM AL-ASMĀ' AL-ḤUSNĀ DALAM TAFSIR AL-MA>RAGHI KARYA AHMAD MUSTHAFA AL-MA>RAGHI>

MILA ROISATU DINIYAH, 12850321006 (2023) KAJIAN TERM AL-ASMĀ' AL-ḤUSNĀ DALAM TAFSIR AL-MA>RAGHI KARYA AHMAD MUSTHAFA AL-MA>RAGHI>. [ Thesis ]

[img] Text
COVER.pdf

Download (1MB)
[img]
Preview
Text
ABSTRAK.pdf

Download (641kB) | Preview
[img]
Preview
Text
DAFTAR ISI.pdf

Download (600kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB I.pdf

Download (839kB) | Preview
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (704kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
[img] Text
BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (457kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (452kB)

Abstract

Tesis ini berjudul “Kajian Term Al-Asmā' Al-Ḥusnā Dalam Tafsir Al-Marāghī Karya Ahmad Musthafa Al-Marāghī” ditulis oleh Mila Roisatu Diniyah dengan dua pembimbing yaitu Prof. Dr. Abad Badruzzaman, Lc. M. Ag dan Dr. Hj. Salamah Noorhidayati, M.Ag. Kata Kunci: Al-Asmā' Al-Ḥusnā, tafsir, al-Marāghī Penelitian ini sebenarnya memiliki tema yang sangat populer, akan tetapi yang fokus mengkaji pada empat ayat saja yaitu Qs. al-A’ra>f [7] : 180, Qs. al-Isra>’ [17] : 110, Qs. al-H}asyr [59] : 24, dan Qs. T}a>ha [10] : 8, sejauh ini belum ada. Term al-asmā' al-ḥusnā ini menarik untuk dikaji melalui tafsir, alasan penulis memilih judul tentang term al-asmā’ al-ḥusnā yaitu karena kita tidak bisa pungkiri bahwa masih banyak orang yang belum mengetahui makna apa dibalik kalimat atau lafadz-lafadz al-asmā’ al-ḥusnā itu yang sesungguhnya dan mengapa dianjurkan berdo’a dengan menyebut al-asmā’ al-ḥusnā yang terdapat di dalam al-Qur’an itu. Kebanyakan dari kita hanya memahami bahwa al-asmā’ al-ḥusnā itu hanya sekedar puji-pujian dan dibaca setiap hari untuk berdzikir padahal pada kenyataannya kita tidak bisa luput dari kata berdo’a karena do’a merupakan ibadah yang sangat di anjurkan oleh Allah akan tetapi kita lalai untuk menyebut al-asmā’ al-ḥusnā-Nya. Bahkan mungkin hanya menyebut saja tanpa mengetahui alasan dibaliknya. Terlebih lagi, menariknya penelitian ini adalah tafsir yang digunakan untuk membaca term al-asmā’ al-ḥusnā adalah tafsir al-Marāghī. Dalam penafsirannya al-Marāghī menuliskan gagasan pemikirannya tentang al-asmā’ al-ḥusnā berupa faedah menyebut nama-nama Allah juga penyimpangan-penyimpangan yang berkaitan dengan al-asmā’ al-ḥusnā yang menurut pemahaman penulis layak untuk diapresiasi. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana penafsiran al-Marāghī atas term al-asmā' al-ḥusnā yang terdapat dalam Qs. al-A’ra>f [7] : 180 dan Qs. al-Isra>’ [17] : 110? 2) Bagaimana penafsiran al-Marāghī atas term al-asmā' al-ḥusnā yang terdapat dalam Qs. al-H}asyr [59] : 24, dan Qs. T}a>ha [10] : 8? 3) Bagaimana aktualisasi nilai al-asmā' al-ḥusnā dalam al-Qur’an menurut perspektif tasawuf? Adapun jenis penelitian ini adalah Library Research (Studi Kepustakaan) dengan sumber primernya berasal dari literatur kitab-kitab tafsir. Adapun analisis data dilakukan secara deskriptif-analitis. Kesimpulan yang dapat diuraikan dari penelitian ini yang pertama, term al-asmā' al-ḥusnā dalam Qs. al-A’ra>f ayat 180 dan Qs. al-Isra>’ ayat 110 birisi tentang anjuran untuk berdoa menggunakan al-asmā' al-ḥusnā. Disini al-Marāghī menyebutkan obat agar tidak menjadi penghuni neraka yakni dengan mengingat Allah, bersyukur kepada-Nya maupun memuji dengan sifat-sifat kesempurnaan yang patut dipanjatkan kepada-Nya, berdo’an kepada-Nya baik secara rahasia maupun terang-terangan, pagi maupun sore. Kedua, term al-asmā' al-ḥusnā dalam Qs. al-H}asyr ayat 23 dan Qs. T}a>ha ayat 8 berisi tentang penegasan bahwa Allah memiliki al-asmā' al-ḥusnā. Nama-nama Allah itu banyak dan semuanya indah-indah, melalui tiap nama itu menunjukkan betapa Maha Sempurnanya makna yang terkandung padanya dan bahwa tiap nama itu lebih dari sekedar nama yang dinisbatkan kepada makhluk-Nya. Ketiga, Allah memiliki nama-nama yang baik yakni (al-asmā' al-ḥusnā) maka sebelum berdo’a dianjurkan hendaknya menyebut salah satu dari al-asmā' al-ḥusnā itu. Dalam pandangan sufisme ada dua wajah Allah yang dapat dilihat setelah memperhatikan nama-nama Allah yang terdapat dalam al-Qur’an. Wajah yang pertama, kita sebut dengan wajah jalal-Nya ; yakni nama-nama Allah yang menunjukkan kebesaran-Nya, keagungan-Nya, keperkasaan-Nya, ketidak-dapat-terbantahan-Nya, dan kekuatan-Nya untuk memaksa kita. Wajah yang kedua disebut dengan wajah jamal-Nya ; yakni sisi yang menunjukkan keindahan-Nya. dalam al-Qur’an, jumlah asma Allah yang menunjukkan dimensi jamaliyyah lebih banyak dari jumlah asma Allah yang menunjukkan sisi jalaliyyah. Menurut sebagian sufi, hal ini menunjukkan bahwa kasih sayang Allah itu jauh lebih besar dari kemurkaan-Nya. Allah itu lebih banyak rida-Nya daripada murka-Nya.

Item Type: Thesis (UNSPECIFIED)
Subjects: Agama
Agama > Al Quran
Agama > Tafsir Quran
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Ilmu Al-Quran Dan Tafsir
Depositing User: 12850321006 MILA ROISATU DINIYAH
Date Deposited: 03 May 2024 08:18
Last Modified: 03 May 2024 08:18
URI: http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/45702

Actions (login required)

View Item View Item