STUDI TAFSIR MAUDHU’I : KONTEKSTUALISASI IDE MORAL FLEXING BERDASARKAN STRUKTUR KEBAHASAAN DALAM AL- QUR’AN

ISA AL MUGHIROH, 12301193002 (2023) STUDI TAFSIR MAUDHU’I : KONTEKSTUALISASI IDE MORAL FLEXING BERDASARKAN STRUKTUR KEBAHASAAN DALAM AL- QUR’AN. [ Skripsi ]

Text STUDI TAFSIR MAUDHU’I KONTEKSTUALISASI IDE MORAL.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB)

Abstract

Penelitian ini mencoba mengungkap fenomena flexing yang terjadi saat ini. penelitian ini bertujuan mengungkap pandangan al-Qur'an terkait fenomena flexing. metode ini menggunakan metode kepustakaan (library search) dengan pendekatan kebahasaan Toshihiko Izutsu dan hermeneutika kontekstual Abdullah Saeed untuk memberikan pemahaman konseptual terhadap ayat-ayat yang berkaitan dengan fenomena flexing. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kata flexing tidak dijelaskan secara eksplisit didalam al-Qur’an namun istilah ini dapat diartikan sebagai bermewah-mewah, berdasarkan struktur kebahasaan Toshihiko Izutsu terkait fenomena flexing dapat ditelusuri melalui term-term kunci yakni riya, israf, takabbur, dan fakhur. Term-term tersebut memberikan pemahaman kontekstual terkait fenomena flexing. Pertama, fenomena flexing dapat dijelaskan karena akibat dari suka bermewah-mewah atas harta yang dimiliki tidak hanya itu bahkan bantuan kebaikan kepada orang lain. kedua, larangan gaya hidup berlebihan yang hanya mementingkan kesenangan semata demi kepentingan hidup bergaya padahal hakikatnya tidak mampu. Ketiga, larangan bersikap sombong atas harta yang dimiliki. Keempat, larangan berbangga diri atas keistimewaan yang dimiliki orang lain. Dari keempat unsur ini dijauhi oleh seseorang maka dia tidak akan pernah jatuh dalam jurang flexing, satu saja diantara keempat unsur ini dilakukan maka sesorang telah jatuh pada fenomena flexing. Kata Kunci: Flexing, Kontekstual Abdullah Saeed, Struktur Kebahasaan, Tafsir Maudhu’i

Actions (login required)

View Item