DIAH IKA ARIANI, 126309202092 (2024) NEGOSIASI PETANI TERHADAP PENGGUNAAN COMBINE HARVESTER SEBAGAI UPAYA MEMPERTAHANKAN KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI DI DESA JATIKALEN KECAMATAN JATIKALEN KABUPATEN NGANJUK. [ Skripsi ]
Text
COVER.pdf Download (2MB) |
||
Text
ABSTRAK.pdf Download (203kB) |
||
|
Text
DAFTAR ISI.pdf Download (176kB) | Preview |
|
|
Text
BAB I.pdf Download (238kB) | Preview |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (465kB) |
||
Text
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (231kB) |
||
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (478kB) |
||
Text
BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (147kB) |
||
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (196kB) |
||
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
Abstract
Skripsi ini merupakan hasil penelitian mengenai negosiasi yang dilakukan oleh petani terhadap adanya Combine Harvester di Desa Jatikalen Kecamatan Jatikalen Kabupaten Nganjuk. Adanya latar belakang penelitian ini, peneliti menemukan adanya masyarakat yang tidak merespon baik hadirnya Combine Harvester disebabkan oleh kebiasaan mereka dari zaman dahulu bekerja menggunakan alat manual. Pada penelitian ini digunakan teori Resistensi atau perlawanan dari James C. Scott dan teori tindakan Sosial dari Max Weber. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan untuk penentuan informan digunakan teknik purposive sampling dengan Informan berjumlah sepuluh orang antara lain petani atau pemilik lahan dengan jumlah 4 orang, buruh tani 3 orang, kepala desa 1 orang, petugus penyuluh lapangan (PPL) 1 orang dan pemilik Combine Harvester 1 orang. Hasil penelitan menunjukkan bahwa terdapat 6 orang petani maupun buruh tani yang menolak dan 1 orang menerima adanya Combine Harvester, dengan alasan bahwa (yang tidak menerima) adanya alsintan tersebut dapat memicu hilangnya pendapatan. Sedangkan yang menerima beralasan bahwa dengan semakin luasnya lahan jika digunakan Combine biaya akan lebih murah. Negosiasi yang dilakukan yaitu dengan cara komunikasi atau diskusi buruh tani dengan pemilik Combine yang juga sebagai penebas padi (terjadi pengancaman) apabila Combine tetap dijalankan maka hasil panen tidak dijual pada penebas tersebut. Selanjutnya Faktor yang mempengaruhi adanya penolakan yaitu faktor hilangnya pekerjaan, faktor rusaknya tanah, faktor hubungan sosial, faktor kebiasaan dan Faktor kurang minatnya petani. Kata Kunci: Negosiasi, Combine Harvester, Sosial Ekonomi
Item Type: | Skripsi |
---|---|
Subjects: | Sosiologi Agama |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin, Adab Dan Dakwah > Sosiologi Agama |
Depositing User: | 126309202092 DIAH IKA ARIANI |
Date Deposited: | 21 Aug 2024 07:25 |
Last Modified: | 21 Aug 2024 07:25 |
URI: | http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/50847 |
Actions (login required)
View Item |