Ahmat Saepuloh, 2843134001 (2017) “IMAMAH DAN ‘ISMAH DALAM TAFSIR SYI’AH ISNA ‘ASYARIYAH DAN ZAIDIYAH (Studi Komparatif Penafsiran Dalil Imamah dan ‘Ismah dalam al-Mizan fi Tafsir al-Qur’an karya al-Tabataba‘i dan Fath al-Qadir karya al-Syaukani. [ Thesis ]
|
Text
cover.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text
ABSTRAK.pdf Download (87kB) | Preview |
|
|
Text
DAFTAR ISI.pdf Download (165kB) | Preview |
|
|
Text
BAB I.pdf Download (154kB) | Preview |
|
|
Text
BAB II.pdf Download (251kB) | Preview |
|
|
Text
BAB III.pdf Download (203kB) | Preview |
|
|
Text
BAB IV.pdf Download (367kB) | Preview |
|
|
Text
BAB V.pdf Download (231kB) | Preview |
|
|
Text
BAB VI.pdf Download (33kB) | Preview |
|
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (155kB) | Preview |
Abstract
Penelitian dalam tesis ini dilatarbelakangi oleh pengamatan penulis yang melihat fenomena banyaknya muncul tafsir sektarian. Salah satu sekte yang paling banyak menafsirkan ayat-ayat al-Qur'an berdasarkan ajaran mazhab mereka adalah golongan Syi’ah. Penafsiran al-Qur'an oleh golongan ini mengacu pada ajaran pokok mereka, yakni Ima>mah dan ismah. Mereka seringkali mencari legitimasi ajarannya dengan menggunakan ayat al-Qur'an. Golongan Syi’ah sendiri akibat perselisihan dalam masalah tersebut juga terpecah menjadi beberapa golongan, di antaranya adalah Syi’ah Imamiyah Isna ‘Asyariyah dan Syi’ah Zaidiyah. Perpecahan ini juga berpengaruh pada produk tafsir yang mereka hasilkan. Maka, penelitian ini mengulas pandangan dua mufassir dari masing-masing sekte mengenai ayat al-Qur'an yang dijadikan sebagai dalil legitimasi Imamah dan ismah. Rumusan masalah dalam tesis ini adalah: 1) Bagaimana penafsiran ayat dalil Imamah menurut al-Tabataba‘i dan al-Syaukani? 2) Bagaimana penafsiran ayat dalil ismah menurut al-Tabataba‘i dan al-Syaukani? 3) Apa persamaan dan perbedaan penafsiran al-Tabataba‘i dan al-Syaukani terhadap ayat tersebut dan apa penyebabnya? Sedangkan tujuan dari penulisan tesis ini adalah 1) Mengetahui penafsiran ayat dalil Imamah menurut al-Tabataba‘i dan al-Syaukani 2) Mengetahui penafsiran ayat dalil ismah menurut al-Tabataba‘i dan al-Syaukani 3) Mengetahui persamaan dan perbedaan penafsiran al-Tabataba‘i dan al-Syaukani terhadap ayat tersebut serta penyebab perbedaan penafsiran tersebut. Metode penelitian yang dipakai adalah: 1) Jenis penelitian adalah studi kepustakaan (library research) 2) Sumber data penelitian terbagi menjadi dua, yaitu: a) Sumber data primer, yaitu al-Mizan fi Tafsir al-Qur’an karya al-Tabataba‘i dan Fath al-Qadir karya al-Syaukani b) Sumber data sekunder adalah semua buku, artikel, jurnal, informasi dari internet yang mendukung terhadap tema yang dikaji 3) Teknik pengumpulan data dengan mengumpulkan berbagai karya pustaka, artikel, dan informasi lain yang bersifat ilmiah dan mempunyai keterkaitan erat dengan tema yang dibahas 4) Tekni analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kritis dan komparatif. Dari hasil penelitian ini, penulis menyimpilkan bahwa 1) al-Tabataba‘i menjadikan Q.S. al-Baqarah [02]: 124, al-Ma’idah [05]: 55 dan 67 tersebut sebagai dalil dari ajaran Imamah Syi’ah. Sedangkan al-Syaukani hanya secara implisit saja mengakui al-Ma’idah [05]: 67 berhubungan dengan kepemimpinan ‘Ali bin Abi Talib, 2) al-Tabataba‘i juga konsisten menjadikan Q.S. al-Baqarah [02]: 124, al-Nisa’ [04]: 59 dan al-Ahzab [33]: 33 sebagai dalil legitimasi ismah al-Imam. Sedangkan al-Syaukani sama sekali tidak menyinggung masalah is}mah al-Imam ketika menafsiri ayat-ayat tersebut. 3) Persamaan dan perbedaan serta faktor-faktor penyebabnya adalah: a) persamaan penafsiran yang dilakukan al-Tabataba‘i dan al-Syaukani dapat dilihat dari tiga aspek. Pertama, dari aspek sumber penafsiran keduanya berusaha memadukan antara sumber bi al-ra’yi dan bi al-riwayah. Kedua, mereka konsisten menggunakan asbab al-nuzul untuk menafsiri suatu ayat jika memang asbab al-nuzul tersebut ditemukan. Ketiga, dari segi isi penafsiran ada sedikit persamaan, yakni ketika keduanya menafsiri Q.S. al-Ma’idah [05]: 67. al-Tabataba‘i secara jelas menjadikan ayat tersebut sebagai dalil keimaman ‘Ali bin Abi Talib, sedangkan al-Syaukani secara implisit mengakui bahwa ayat tersebut berhubungan dengan kepemimpinan ‘Ali bin Abi Talib. b) perbedaan penafsiran al-Tabataba‘i dan al-Syaukani terlihat pada tiga aspek. Pertama, pemilihan makna suatu lafaz yang memiliki banyak arti (musytarak) dan lafaz yang bisa dimaknai secara hakiki dan majasi. Kedua, perbedaan penerapan kaidah asbab al-nuzul. Ketiga, perbedaan isi penafsiran, utamanya mengenai ayat yang menjadi dalil ismah al-Imam. c) Faktor penyebab perbedaan penafsiran terbagi menjadi dua, faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internalnya adalah adanya ayat yang mempunyai banyak makna dan bisa dimaknai secara hakiki dan majasi. Faktor eksternalnya adalah perbedaan ideologi yang dianut kedua mufassir, perbedaan metodologi penafsiran yang mereka gunakan dan perbedaan konteks sosial yang dialami kedua mufassir tersebut.
Item Type: | Thesis (UNSPECIFIED) |
---|---|
Subjects: | Agama Perbandingan Madzhab |
Divisions: | Pascasarjana > Thesis > Ilmu Al-Quran Dan Tafsir |
Depositing User: | M.Ag 2843134001 ahmat saepuloh |
Date Deposited: | 31 May 2017 06:41 |
Last Modified: | 31 May 2017 06:41 |
URI: | http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/5119 |
Actions (login required)
View Item |