NABEL MUHAMMAD ADAM SADEWO, 12308193197 (2024) KECENDERUNGAN KENAKALAN REMAJA PADA ANAK YANG ORANG TUANYA BERCERAI DAN ANAK YANG ORANG TUANYA TIDAK BERCERAI. [ Skripsi ]
![]() |
Text
COVER.pdf Download (759kB) |
![]() |
Text
ABSTRAK.pdf Download (240kB) |
![]() |
Text
DAFTAR ISI.pdf Download (146kB) |
![]() |
Text
BAB I.pdf Download (186kB) |
![]() |
Text
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (276kB) |
![]() |
Text
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (207kB) |
![]() |
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (240kB) |
![]() |
Text
BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (99kB) |
![]() |
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (237kB) |
![]() |
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (516kB) |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh status perkawinan orang tua terhadap tingkat kenakalan remaja di MTs Sabilunnajah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei dan analisis statistik deskriptif serta uji ANOVA. Sampel penelitian terdiri dari 100 siswa yang dipilih secara acak dari total populasi 134 siswa yang tersebar di kelas 7, 8, dan 9. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status perkawinan orang tua berpengaruh signifikan terhadap tingkat kenakalan remaja. Remaja dari keluarga dengan orang tua yang bercerai hidup memiliki tingkat kenakalan tertinggi dengan rata-rata 73,62, diikuti oleh remaja dari keluarga dengan orang tua yang bercerai karena kematian dengan rata-rata 71,67, sementara remaja dari keluarga utuh memiliki rata-rata tingkat kenakalan terendah, yaitu 66,27. Hasil uji ANOVA menunjukkan nilai F = 3.15, dengan p = 0.03, yang berarti terdapat perbedaan signifikan antara tingkat kenakalan pada remaja dari keluarga utuh, keluarga bercerai hidup, dan keluarga bercerai mati. Temuan ini mengindikasikan bahwa ketidakstabilan emosional dan psikologis yang dialami oleh remaja dari keluarga bercerai hidup dan keluarga bercerai mati mungkin menjadi faktor yang mempengaruhi perilaku kenakalan mereka. Sebaliknya, keluarga utuh yang cenderung memberikan stabilitas emosional yang lebih baik menunjukkan tingkat kenakalan yang lebih rendah. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi pendidik, orang tua, dan pembuat kebijakan dalam merancang strategi intervensi yang lebih efektif untuk mengurangi kenakalan remaja, khususnya yang berasal dari keluarga yang tidak utuh. Kata Kunci: kenakalan remaja, status perkawinan orang tua, keluarga utuh, perceraian, kehilangan orang tua, intervensi sosial
Item Type: | Skripsi |
---|---|
Subjects: | Psikologi Psikologi > Psikologi kepribadian |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin, Adab Dan Dakwah > Psikologi Islam |
Depositing User: | 12308193197 NABEL MUHAMMAD ADAM SADEWO |
Date Deposited: | 28 Apr 2025 01:49 |
Last Modified: | 28 Apr 2025 01:49 |
URI: | http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/56870 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |