RIO ARHANZA PUTRA, 126102202268 (2024) OTORITAS FATWA K.H. BAHAUDIN NURSALIM DI MEDIA ONLINE TERHADAP KAJIAN HUKUM PERNIKAHAN ISLAM. [ Skripsi ]
![]() |
Text
COVER.pdf Download (722kB) |
![]() |
Text
ABSTRAK.pdf Download (361kB) |
![]() |
Text
DAFTAR ISI.pdf Download (279kB) |
![]() |
Text
BAB I.pdf Download (300kB) |
![]() |
Text
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (327kB) |
![]() |
Text
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (236kB) |
![]() |
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (262kB) |
![]() |
Text
BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (142kB) |
![]() |
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (209kB) |
![]() |
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (540kB) |
Abstract
Rio Arhanza Putra, 126102202268, Otoritas Fatwa K.H. Bahaudin Nursalim Di Media Online Terhadap Kajian Hukum Pernikahan Islam, Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum, UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, 2024, Pembimbing: Dr. H. M. Darin Arif Mu'allifin, S.H., M.Hum. Kata Kunci: Fatwa, Pernikahan, Netnografi Perkembangan teknologi, khususnya internet, telah membawa perubahan signifikan pada dinamika otoritas keagamaan di Indonesia. Ulama, yang secara historis memiliki peran penting dalam kehidupan sosial, politik, budaya, dan agama masyarakat, kini memanfaatkan media digital untuk menyampaikan ajaran dan fatwa secara daring. Transformasi ini menciptakan pola otoritas baru yang lebih fleksibel dan bergantung pada pengakuan serta dukungan dari masyarakat atau pengikutnya. Salah satu contohnya adalah K.H. Bahaudin Nursalim, atau Gus Baha’, yang menggunakan platform online untuk menyampaikan pandangannya terkait berbagai isu keagamaan, termasuk Hukum Keluarga Islam. Dengan pendekatan netnografi, penelitian ini berupaya mengeksplorasi bagaimana masyarakat menerima dan mempraktikkan fatwa-fatwa Gus Baha’ yang disampaikan secara daring, sekaligus memahami adaptasi konsep otoritas fatwa dalam konteks era digital. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana otoritas fatwa K.H. Bahaudin Nursalim di media online terhadap kajian hukum pernikahan Islam perspektif studi netnografi? 2) Bagaimana persepsi masyarakat terhadap fatwa-fatwa K.H. Bahaudin Nursalim tentang hukum pernikahan Islam di media online? Jenis penelitian ini berupa penelitian kepustakaan dengan metode penelitian library research. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan studi netnografi dalam proses analisisnya. Serta menggunakan teknik analisa data berupa deskriptif analitis. Sumber data primer yang digunakan yaitu, Ceramah Gus Baha’ di Channel YouTube beliau yang berkaitan dengan Hukum Keluarga Islam serta komentar netizen di kolom chat. Sumber data sekunder berupa buku, jurnal, artikel terkait. Hasil penelitian ini yaitu: 1) Fatwa Gus Baha’ melalui media online yaitu pada Channel Youtube Pengajian Gus Baha pada tahun 2023 memberikan respons terhadap isu-isu sosial yang relevan dengan kebutuhan masyarakat, terutama dalam hal pernikahan dalam Islam. Beliau menekankan pentingnya buwuhan dilakukan dengan keikhlasan tanpa tekanan sosial. Kemudian dalam berumah tangga harus menjaga keseimbangan tanggung jawab antara ibu dan istrinya karena dua orang tersebut memiliki prioritas tersendiri bagi suami. Selanjutnya, suami memberikan mahar yang banyak kepada istri memiliki tujuan sebagai bentuk penghormatan suami kepada istri. Selain itu, larangan istri bekerja setelah menikah juga ditujukan untuk mencegah potensi terjadinya zina, hal ini perlu peran suami untuk menjaga kerhamonisan rumah tangga tersebut. Fatwa-fatwa ini mencerminkan bagaimana nilai Islam dapat menjawab dinamika sosial dengan pendekatan yang relevan dan inklusif. 2) Fatwa Gus Baha’ terkai permasalahan pernikahan dalam Islam mendapat beragam tanggapan dari masyarakat online. Ada sebagian mendukung fatwa Gus Baha’ untuk menolak tradisi buwuhan karena menurutnya secara tidak langsung hal tersebut menjadi beban sosial bagi masyarakat sebagaimana yang diungkapkan oleh salah satu pengikut Gus Baha’ dengan username soyaxdwi7158, dan lainnya. Sementara kelompok tradisional tetap mempertahankan kebiasaan tersebut karena dia beranggapan bahwa hal tersebut sudah menjadi tradisi yang mengakar di masyarakat setempat yang kalau mau merubah butuh waktu yang lama. Sebagaimana diungkapkan oleh netizen dengan username wdppolygon3920, dan lainnya. Selanjutnya, Fatwa mengenai hubungan ibu dan istri memunculkan perbedaan pandangan tentang prioritas dalam keluarga sebagaimana diungkapkan oleh netizen dengan username fahriyanto8907, dan lainnya. Selanjutnya, fatwa tentang mahar istri juga menimbulkan perbedaan, dengan sebagian mendukung nilai penghormatan perempuan sebagaimana diungkapkan oleh netizen dengan username cantikadewi23, dan lainnya, sementara lainnya disesuaikan dengan kemampuan suami sebagaimana diungkapkan oleh netizen dengan username barros__13, dan lainnya. Kemudian fatwa mengenai larangan istri bekerja untuk mencegah zina menimbulkan perdebatan, di mana sebagian mendukungnya untuk menjaga keharmonisan rumah tangga sebagaimana diungkapkan oleh netizen dengan username yayaxrrr, dan lainnya, sementara yang lain melihat pekerjaan sebagai hak perempuan untuk martabatnya sebagaimana diungkapkan oleh netizen dengan username wdyptr_, dan lainnya. Perbedaan ini menunjukkan bahwa fatwa Gus Baha’ membuka ruang bagi adaptasi hukum Islam dalam konteks sosial.
Item Type: | Skripsi |
---|---|
Subjects: | Hukum > Hukum Keluarga Islam |
Divisions: | Fakultas Syariah Dan Ilmu Hukum > Hukum Keluarga Islam |
Depositing User: | 126102202268 RIO ARHANZA PUTRA |
Date Deposited: | 09 May 2025 08:00 |
Last Modified: | 09 May 2025 08:00 |
URI: | http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/57134 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |