PERJUDIAN KARTU SEBAGAI PATOLOGI SOSIAL BARU (Studi Kasus Normalisasi Judi pada Masyarakat Dusun Petuk, Desa Puhrubuh, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri)

FEBRUANA CERLY ZAELANTY, 126309212079 (2025) PERJUDIAN KARTU SEBAGAI PATOLOGI SOSIAL BARU (Studi Kasus Normalisasi Judi pada Masyarakat Dusun Petuk, Desa Puhrubuh, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri). [ Skripsi ]

	Text COVER.pdf Download (1MB)
	Text DAFTAR ISI.pdf Download (162kB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (236kB)
	Text BAB I.pdf Download (152kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (162kB)
	Text BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (154kB)
	Text BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (374kB)
	Text BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (91kB)
	Text BAB VI.pdf Restricted to Registered users only Download (11kB)
	Text DAFTAR RUJUKAN.pdf Download (81kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB)

Abstract

ABSTRAK Skripsiَ denganَ judulَ “PERJUDIANَ KARTUَSEBAGAIَPATOLOGIَSOSIAL BARU (Studi Kasus Normalisasi Judi pada Masyarakat Dusun Petuk, Desa Puhrubuh, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri)”َiniَditulisَolehَFebruanaَCerlyَ Zaelanty dengan NIM. 126309212079, dengan pembimbing Dr. Refki Rusyadi, S.S. M.Pd.I. Kata Kunci: Perjudian, Patologi Sosial, Normalisasi Judi, Struktural Fungsional Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kegiatan perjudian yang dinormalisasi pada masyarakat Dusun Petuk. Awalnya peneliti memiliki asumsi bahwa perjudian dilakukan karena kondisi geografis yang tidak memadai atau dimanfaatkan dengan baik. Realitanya perjudian telah menjadi bagian dari budaya lokal. Sedangkan kondisi geografis Dusun Petuk dimanfaatkan dengan baik sebagai sumber penghasilan masyarakat sekitar. Perjudian secara historis dilakukan oleh masyarakat Dusun Petuk sebagai hiburan dengan permainan kartu pada tradisi lek lek-an. Kemudian seiring berjalannya waktu permainan kartu tersebut berubah menjadi ajang taruhan baik kecil maupun besar. Kegiatan menyimpang tersebut secara bertahap mulai dianggap wajar oleh masyarakat. Sehingga, berbagai upaya yang dilakukan tidak memiliki efek jera terhadap pelaku perjudian. Upaya yang dilakukan dari beberapa arah memicu para pelaku untuk beradaptasi agar perjudian tetap berlangsung. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana kegiatan perjudian dapat berlangsung dan mengalami proses normalisasi oleh masyarakat. Menggunakan jenis penelitian kualitatif melalui pendekatan studi kasus, penelitian ini memperoleh beberapa data dari sejarah hingga respon masyarakat yang secara bertahap menormalisasi perjudian. Melalui observasi dan wawancara, temuan data yang diperoleh peneliti menunjukkan bahwa perjudian telah menjadi budaya lokal yang terorganisir dengan adanya sistem pembagian peran. Beragamnya respon masyarakat turut menjadi faktor perjudian masih berlangsung dan dinormalisasi hingga saat ini. Normalisasi perjudian pada masyarakat Dusun Petuk terbentuk melalui proses panjang yang didukung oleh kuatnya hubungan sosial antar pelaku dengan masyarakat. Tidak hanya dianggap wajar karena tidak menimbulkan gangguan, kegiatan perjudian juga telah menjadi topik yang lumrah untuk diperbincangkan dalam ruang-ruang sosial masyarakat. Dalam pandangan Emile Durkheim, patologi sosial merupakan penyimpangan yang terjadi ketika norma sosial melemah dan masyarakat gagal mempertahankan keteraturan. Namun, normalisasi perjudian pada masyarakat Dusun Petuk menunjukkan bahwa penyimpangan bisa memiliki fungsi tertentu. Kegiatan ini bertahan karena mampu memperkuat relasi sosial baik antar-pelaku maupun dengan masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa patologi sosial dapat menjadi bentuk adaptasi masyarakat terhadap realitas sosial. Dengan demikian, patologi sosial tidak hanya digunakan untuk menilai benar dan salah, akan tetapi juga dapat digunakan untuk melihat lebih dalam realitas sosial yang ada pada masyarakat.

Actions (login required)

View Item