INTERPRETASI TERM MUṢI̅BAH (Studi Analisis Tafsir Al-Munīr Karya Wahbah Zuhailī)

ALIYANDRO SYUJA, 126301213101 (2025) INTERPRETASI TERM MUṢI̅BAH (Studi Analisis Tafsir Al-Munīr Karya Wahbah Zuhailī). [ Skripsi ]

[img] Text
COVER.pdf

Download (1MB)
[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (701kB)
[img] Text
DAFTAR ISI.pdf

Download (454kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (687kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (763kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (577kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (802kB)
[img] Text
BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (827kB)
[img] Text
BAB VI.pdf
Restricted to Registered users only

Download (669kB)
[img] Text
BAB VII.pdf
Restricted to Registered users only

Download (551kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (521kB)
[img] Text
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

ABSTRAK Skripsi dengan judul ”Interpretasi Term Muṣi̅bah Dalam Al-Qur’an (Studi Analisis Tafsir Al-Munir Karya Wahbah Zuhailī)” ini ditulis oleh Aliyandro Syuja, NIM. 126301213101, dengan pembimbing Ali Abdur Rohman, S.Ud,. M.Ag. Kata Kunci: Muṣībah, Al-Qur’an, Tafsir Al-Munīr Karya Wahbah Zuhailī. Surutnya pemahaman umat muslim terhadap hakikat musibah, menyebabkan banyak-nya anggapan dan pola pemikiran yang salah ketika menilai suatu musibah yang melanda. Akibatnya umat muslim berprasangka buruk kepada Allah dan meyakini bahwa musibah-musibah yang terjadi dalam hidup mereka merupakan sebuah bentuk kebencian dari-Nya. Umat muslim juga menganggap seharusnya musibah-musibah yang ada dalam hidup ini hanya menimpa orang-orang kufur yang sering melakukan dosa dan maksiat, bukannya menimpa orang-orang beriman yang rajin beribadah, selalu berbuat kebaikan dan meninggalkan hal-hal yang dilarang oleh syari’at Islam. Mereka juga sering menyalahkan orang-orang disekitaran mereka atas berbagai musibah yang mereka alami. Disisi lain dampak dari pola pemikiran yang salah dalam menilai suatu musibah, memicu tindakan yang salah pula bagi mereka, sehingga mereka menghalalkan segala cara yang mereka anggap benar sebagai suatu tindakan atau respon terhadap berbagai macam musibah yang menimpa mereka. Padahal, sejatinya umat muslim telah dibekali kitab suci al-Qur’an sebagai pedoman atas semua problem yang mereka alami termasuk isu seputar musibah ini. Meskipun begitu, umat muslim tetap saja tidak memahami hakikat musibah yang ada dalam hidup ini. Terlepas apapun faktor yang membuat mereka tidak paham, penulis sangat prihatin terhadap fenomena tersebut. Sehingga penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut terkait isu seputar musibah melalui perspektif al-Qur’an. Dalam proses penelitian ini, penulis merujuk kepada tafsir al-Munīr karya Wahbah Zuhailī sebagai pedoman utama (sumber primer). Alasannya karena tafsir ini merupakan salah satu tafsir era kontemporer yang komprehensif, karena Wahbah Zuhaili tidak hanya memberikan penafsiran pada satu ayat, beliau juga menguraikan hal-hal terkait lainnya seperti: asbabun nuzul, munasabah ayat, perbedaan qiro’at, tata bahasa, dan memberikan hukum fiqh terhadap ayat yang memiliki unsur fiqh. Maka dari itu, berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis merumuskan beberapa rumusan masalah yang menjadi fokus pembahasan pada penelitian ini diantaranya: (1) bagaimana hakikat atau esensi musibah dalam al-Qur’an berdasarkan penafsiran Wahbah Zuhailī (2) bagaimana cara menyikapi musibah berdasarkan sudut pandang al-Qur’an (3) bagaimana relavansi antara penafsiran ayat term muṣībah dengan kehidupan pada era sekarang. Adapun tujuan penelitian ini: (1) mendeskripsikan penafsiran ayat-ayat musibah dalam al-Qur’an menurut Wahbah Zuhailī (2) menjelaskan cara-cara menyikapi musibah berdasar-kan sudut pandang ayat-ayat al-Qur’an (3) menjelaskan relavansi antara penafsiran ayat-ayat musibah dengan kehidupan di era saat ini. Jenis penelitian ini tergolong dalam penelitian library research (studi kepustakaan) yang bersifat kualitatif. Untuk memperoleh data dan informasi sebagai bahan analisis pada penelitian ini, penulis menggunakan dua sumber data: sumber data primer (utama) berasal dari kitab tafsir al-Munīr karya Wahbah Zuhailī dan sumber data sekunder (pendukung) berasal dari sumber baca lainnya yang mengandung informasi dari tema yang dibahas. Dalam proses menganalisis data, penulis menggunakan metode deskriptif-analitis dan dibantu dengan pendekatan tafsir mauḍū’i atau tafsir tematik al-Farmāwī. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa musibah dalam pandangan Wahbah Zuhailī memiliki dua makna. Apabila memahami musibah melalui sisi kebahasaan, maka musibah dimaknai dengan segala sesuatu yang menimpa manusia, baik menimpa dalam hal kebaikan maupun keburukan, karena kata musibah yang sering diucapkan oleh masyarakat Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab yang berasal dari kata aṣāba (اَصَابَ) yang berarti menimpa. Sedangkan musibah secara istilah bermakna segala hal buruk seperti kematian, bencana, malapetaka dan lain sebagainya yang menyebabkan harta, keluarga dan diri menjadi sakit. Selanjutnya melalui ayat-ayat musibah yang menggunakan term muṣībah (مُصِيْبَةُ) dijelaskan bahwa hakikat musibah dalam hidup ini merupakan sebuah keniscayaan atau disebut dengan sunnatullah yang telah ditetapkan dan tertulis di lauḥul maḥfuż (Qs. al-Ḥadid ayat 22) dan musibah tersebut tak dapat terjadi kecuali dengan kehendak Allah (Qs. al-Tagabun 11). Maka, tak seorang pun dapat menolak atau menghindar dari suatu perkara yang telah Allah tetapkan. Dengan kata lain, semua manusia di dunia ini akan mendapatkan suatu musibah sesuai jadwal yang telah ditentukan. Namun, musibah juga dapat menimpa manusia akibat dosa dan kemaksiatan yang manusia perbuat (Qs. al-Syūra 30) sebagai bentuk hukuman atau sanksi. Jenis musibah dalam hidup ini dibagi dua, musibah yang menimpa orang-orang beriman disebut ujian, dengan tujuan menguji dan meningkatkan derajat seorang mukmin. Sedangkan musibah yang menimpa orang-orang yang kufur disebut dengan hukuman. Meskipun musibah tersebut sebuah hukuman, hakikatnya musibah tersebut baik, karena Allah ingin orang tersebut kembali ke jalan yang benar. Beda halnya dengan dosa syirik, maka seba-gaimana yang tertera pada sebuah ayat, Allah tidak memaafkan dosa syirik, sehingga hukuman mereka ditangguhkan sampai dengan hari akhir dengan hukuman berupa nereka jahanam. Al-Qur’an juga memberikan solusi sebagai tindakan atau respon manusia ketika ditimpa musibah diantaranya: sabar disertai mengucapkan kalimat istirja’, shalat, tawakal dan berusaha mengetahui hikmah dibalik musibah.

Item Type: Skripsi
Subjects: Agama > Tafsir Quran
Divisions: Fakultas Ushuluddin, Adab Dan Dakwah > Ilmu Al-Quran Dan Tafsir
Depositing User: 126301213101 ALIYANDRO SYUJA
Date Deposited: 15 Jul 2025 02:16
Last Modified: 15 Jul 2025 02:16
URI: http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/59539

Actions (login required)

View Item View Item