ELLA SETYORINI, 2814133054 (2018) PROSES BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL KELAS VIII-A SMP PGRI 2 SENDANG TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2016/2017. [ Skripsi ]
|
Text
COVER.pdf Download (388kB) |
|
|
Text
ABSTRAK .pdf Download (212kB) |
|
|
Text
DAFTAR ISI.pdf Download (139kB) |
|
|
Text
BAB I.pdf Download (176kB) |
|
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (412kB) |
|
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (266kB) |
|
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (539kB) |
|
|
Text
BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (99kB) |
|
|
Text
BAB VI.pdf Restricted to Registered users only Download (89kB) |
|
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (95kB) |
|
|
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (2MB) |
Abstract
Skripsi dengan judul “Proses Berpikir Kritis Siswa Dalam Pemecahan Masalah MatematikaPada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Kelas VIII-ASMP PGRI 2 SENDANG Tulungagung Tahun Pelajaran 2016/2017” ditulis oleh Ella Setyorini, NIM 2814133054, Jurusan Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, IAIN Tulungagung, dibimbing oleh Musrikah, M.Pd. Kata Kunci: Berpikir Kritis, Kemampuan Berpikir Kritis, dan Pemecahan Masalah Berdasarkan Teori Polya Berpikir Kritis secara umum adalah menganalisis ide atau gagasan kearah yang lebih spesifik, membedakannya secara tajam, memilih, mengidentifikasi, mengkaji dan mengembangkannya ke arah yang lebih sempurna. Berpikir kritis merupakan salah satu tujuan pembelajaran dari mata pelajaran matematika baik pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) maupun kurikulum 2013 (K-13). Dalam kehidupan sehari-hari manusia seringkali berhadapan dengan masalah. Masalah dalam matemaka disebut dengan masalah matematika atau dapat dikatakan pemecahan masalah. Pemecahan masalah merupakan inti dari matematika karena memerlukan kemampuan berpikir kritis. Dalam pembelajaran matematika dengan pemecahan masalah siswa dituntut untuk menggali dan menunjukkan kemampuan berpikir kritisnya mulai dari memahami masalah, merencanakan pemenyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian, dan memeriksa kembali pemecahan masalah yang telah dilaksanakan. Namun, pada saat ini masih banyak siswa yang belum mengembangkan berpikir kritisnya untuk menyelesaikan masalah. Atas dasar ini peneliti ingin mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah pada system persamaan linear dua variable kelas VIII. Fokus dalam penelitian ini adalah Bagaimana proses berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah matematika pada materi sistem persamaan linear dua variabel Kelas VIII-ASMP PGRI 2 SENDANG Tulungagung Tahun Pelajaran 2016/2017? Tujuan penelitian ini adalah Untuk mendiskripsikan proses berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah matematika pada materi sistem persamaan linear dua variabel Kelas VIII-A SMP PGRI 2 Sendang Tulungagung Tahun Pelajaran 2016/2017. Pendekatan Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Prosedur pengumpulan data terdiri dari observasi, tes tertulis, dan wawancara. Tes tertulis digunakan untuk menggali kemampuan berpikir kritis siswa. Wawancara digunakan untuk menggali data dari objek penelitian secara langsung. Observasi digunakan untuk mengamati objek secara langsung. Subjek dari penelitian ini terdiri dari 6 subjek yang memiliki tingkat kemampuan akademik berbeda satu sama lain yaitu, siswa dengan kemampuan akademik tinggi, sedang, dan rendah khususnya dalam bidang studi matematika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa dengan kemampuan tinggi dalam pemecahan masalah matematika pada materi sistem persamaan linear dua variabel berada pada tingkat 3 atau TKBK 3 (Kritis). Siswa dengan kemampuan sedang dalam pemecahan masalah matematika pada materi sistem persamaan linear dua variabel berada pada tingkat 1 atau TKBK 1 (Kurang Kritis). Sedangkan siswa dengan kemampuan rendah dalam pemecahan masalah matematika pada materi sistem persamaan linear dua variabel berada pada tingkat 0 atau TKBK 0 (Tidak Kritis). Jika dikaitkan dengan pemecahan masalah berdasarkan teori polya, maka siswa dengan kemampuan tinggi menunjukkan bahwa ia mencapai 4 tahapan dalam pemecahan masalah, siswa dengan kemampuan sedang hanya sampai pada tahap kedua yaitu merencanakan penyelesaian, sedangkan siswa dengan kemampuan rendah hanya sampai pada tahap pertama yaitu memahami masalah.
| Item Type: | Skripsi |
|---|---|
| Subjects: | Matematika > Linear Matematika |
| Divisions: | Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan > Tadris Matematika |
| Depositing User: | 2814133054 ELLA SETYORINI |
| Date Deposited: | 27 Nov 2025 01:13 |
| Last Modified: | 27 Nov 2025 01:13 |
| URI: | http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/64434 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |
