IMPLEMENTASI BUDAYA RELIGIUS DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL KARIMAH PESERTA DIDIK (Studi Multisitus pada MI Senden dan MI Sugihan Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek )

maryono, 1755144019 (2016) IMPLEMENTASI BUDAYA RELIGIUS DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL KARIMAH PESERTA DIDIK (Studi Multisitus pada MI Senden dan MI Sugihan Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek ). [ Thesis ]

[img]
Preview
Text
BAB. 1.pdf

Download (440kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB. 2.pdf

Download (770kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB. 3.pdf

Download (322kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB. 4.pdf

Download (464kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB. 5.pdf

Download (452kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB. 6.pdf

Download (99kB) | Preview
[img] Text
Pre.pdf

Download (585kB)
[img]
Preview
Text
Rujukan.pdf

Download (311kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Lampiran.pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text
Dokumen foto.pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text
Executive Summary.pdf

Download (313kB) | Preview

Abstract

ABSTRAK Maryono. “Implementasi Budaya Religius dalam Pembentukan Akhakul Karimah Peserta Didik (Studi Multisitus pada MI Senden dan MI Sugihan Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek)”, Program Pascasarjana, Studi Pendidikan Dasar Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung. Pembimbing, Dr. Ngainun Na’im, M.HI dan Dr. H. Muwahid Shulhan, M.Ag. Kata Kunci: Budaya Religius dan Akhlak Peserta Didik Pemahaman nilai-nilai agama dan cara pengamalan yang benar telah menjadi kebutuhan yang perlu segera dan terus diupayakan. Ajaran agama yang sarat dengan nilai perlu diterjemahkan ke dalam amaliah yang sejalan dengan nilai tersebut. Para penyiar agama Islam pada awal masuknya Islam ke Indonesia telah berhasil membumikan nilai dari ajaran Islam dengan penuh kearifan dengan pendekatan kultural. Budaya lokal yang tidak memiliki keterkaitan maka digantikan dengan kebudayaan yang Islami. Sedangkan budaya lokal yang memiliki kemiripan dengan ajaran Islam, maka diadopsi dan diberi sentuhan Islami dengan menyelipkan ajaran Islam di dalamnya. Dengan cara ini, ajaran Islam dapat diterima dan dengan cepat berkembang di negeri ini. Konsep demikian sesuai dengan predikat yang melekat pada agama Islam sebagai rahmatan lil aalamiin. Kalau pada mulanya Islam memang dibesarkan dengan pedang, itu dilakukan karena kondisi zaman, tetapi sesungguhnya ajaran Islam besar karena para pemeluknya dapat membuktikan idealitas ajaran Islam melalui akhlakul karimah. Bertolak dari konsep tersebut, Madrasah Ibtidaiyah Senden dan Madrasah Ibtidaiyah Sugihan mengadopsi budaya religius pujian, mencium tangan guru ketika berjabat tangan dan penggunaan bahasa Jawa krama di luar jam pelajaran dalam pembentukan akhlak peserta didiknya. Pertanyaan penelitian dalam penulisan tesis ini, 1) Bagaimana bentuk budaya religius dalam pembentukan akhlakul karimah peserta didik pada MI Senden dan MI Sugihan Kampak?, 2) Bagaimana proses implementasi budaya religius dalam pembentukan akhlakul karimah peserta didik pada MI Senden dan MI Sugihan Kampak?, 3) Bagaimana hasil implementasi budaya religius dalam pembentukan akhlakul karimah peserta didik pada MI Senden dan MI Sugihan Kampak? Tujuan penelitian dalam penulisan tesis ini, 1) Untuk mengetahui bentuk budaya religius dalam pembentukan akhlakul karimah peserta didik pada MI Senden dan MI Sugihan Kampak, 2) Untuk mengetahui proses implementasi budaya religius dalam pembentukan akhlakul karimah peserta didik pada MI Senden dan MI Sugihan Kampak, 3) Untuk mengetahui hasil implementasi budaya religius dalam pembentukan akhlakul karimah peserta didik pada MI Senden dan MI Sugihan Kampak. Penelitian tentang Implementasi Budaya Religius dalam Pembentukan Akhakul Karimah Peserta Didik (Studi Multisitus pada MI Senden dan MI Sugihan Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek) ini menggunakan pendekatan kualitatif dan desain/jenis penelitian studi multisitus, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Kemudian data di analisis dengan menggunakan teknik analisa data lintas situs, direduksi, dan penyajian data selanjutnya dilakukan dengan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini adalah: 1) Bahwa bentuk budaya yang dipilih oleh MI Senden dan MI Sugihan Kecamatan Kampak adalah budaya religius pujian, mencium tangan guru ketika berjabat tangan, dan berbahasa Jawa krama di luar jam pelajaran. 2) Proses implementasi budaya religius dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu perencanaan, proses pelaksanaan, dan evaluasi. Tahap perencanaan dilakukan dengan musyawarah yang melibatkan semua komponen madrasah, termasuk tokoh masyarakat. Pada tahap pelaksanaan budaya religius, dilakukan dengan cara memberi tuntunan secara langsung dan keteladanan dari para pendidik sebagai instrukturnya. Dalam tahap ini terdapat sedikit perbedaan antara MI Senden dan MI Sugihan, yaitu pada proses pelaksanaan budaya religius pujian. Pada MI Senden dilakukan penunjukan seorang guru sebagai instruktur meskipun dalam pelaksanaannya tetap berkordinasi dengan guru yang lain. Instruktur bertanggung jawab atas proses pelaksanaan budaya religius pujian. Sedangkan pada MI Sugihan tidak ditunjuk instruktur khusus dalam budaya pujian, melainkan dibebankan pada semua pendidik secara bergantian. Pengelola MI Sugihan berkomitmen bahwa ikhwal kegiatan madrasah di luar jam pelajaran yang berhubungan dengan upaya pembentukan akhlak peserta didik adalah tanggung jawab bersama. Semua pendidik harus mampu menjadi teladan bagi peserta didiknya. Pada tahap evaluasi budaya religius, kedua madrasah melakukan evaluasi langsung bersamaan dengan praktek budaya religius tersebut. 3) Hasil implementasi budaya religius terhadap akhlak peserta didik dapat diketahui indikasinya dari perubahan perilaku atau akhlak peserta didik, diantaranya dengan berpujian peserta didik menjadi lebih gemar membaca shalawat, meningkatnya kedewasaan berfikir yang tercermin dari hati yang selalu ternasihati. Budaya religius mencium tangan guru ketika berjabat tangan dapat meningkatkan kepatuhan peserta didik kepada gurunya yang tumbuh dari kesadaran tentang posisi dan kedudukan guru dengan peserta didik. Dengan budaya religius berbahasa krama oleh peserta didik kepada gurunya, peserta didik dapat menempatkan diri dalam pergaulan, dapat memilih kosa kata yang tepat kepada orang yang lebih tua atau kepada gurunya serta berkurangnya kata-kata kotor.

Item Type: Thesis (UNSPECIFIED)
Subjects: Pendidikan > Pendidikan Dasar
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Ilmu Pendidikan Dasar Islam
Depositing User: maryono 1755144019 maryono
Date Deposited: 19 Dec 2016 03:55
Last Modified: 19 Dec 2016 03:55
URI: http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/3340

Actions (login required)

View Item View Item