STUDI LIVING QUR’AN: TRADISI ĀMANNĀ DI PPTQ LUBABUL FATTAH TULUNGAGUNG

ZAHROTUFARHANA SHOFIA, 126301202106 (2024) STUDI LIVING QUR’AN: TRADISI ĀMANNĀ DI PPTQ LUBABUL FATTAH TULUNGAGUNG. [ Skripsi ]

[img] Text
Cover.pdf

Download (1MB)
[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (697kB)
[img] Text
DAFTAR ISI.pdf

Download (406kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (621kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (902kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (883kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (531kB)
[img] Text
BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (369kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (421kB)
[img] Text
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (809kB)

Abstract

Penelitian ini menggunakan focus kajian Living Qur’an yang mengangkat pembahasan mengenai tentang tradisi Āmannā di PPTQ Lubabul Fattah Tulungagung. Tradisi ini dilaksanakan secara mandiri setelah santri menyelesaikan sorogan ziyadah nya di pagi hari dan malam hari setelah tartilan bersama-sama. Penulis memfokuskan tentang bagaimana proses dari tradisi ini, dan bagaimana pemaknaan yang dirasakan oleh para pelaku tradisi. Dengan dasar permasalahan tersebut penulis mengangkat dua rumusan masalah. Pertama, tentang bagaimana proses dari tradisi ini yang mencakup sejarah dan tata cara pelaksanaan. Kedua bagaimana makna yang dirasakan oleh para pelaku tradisi yakni santri putri PPTQ Lubabul Fattah Tulangagung. Tujuan dari skripsi ini adalah untuk mengetahui jawaban dari rumusan masalah tersebut. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan, yang merupakan penelitian deskriptif-kualitatif . Data-data yang telah didapatkan akan dikumpulkan, kemudian diolah dan selanjutnya akan dianalisis. Dalam skripsi ini penulis menggunakan bantuan teori sosiologi Karl Mannheim. Hasil dari penelitian ini yaitu: 1.) Tradisi Āmannā berasal dari jejak leluhur guru sang pendiri sekaligus pengasuh PPTQ Lubabul Fattah Tulungagung K.H. Saiful Anam dari Mbah Yai Khobir Mangunsari. 2.) Tradisi pembacaan ayat doa ini dilaksanakan secara mandiri setelah santri menyelesaikan sorogan ziyadah nya pada pagi har dengan menghadap guru dan ketika malam hari dengan menghadap kiblat. 3.) Tradisi ini dimaknai secara obyektif sebagai kewajiban sehingga harus dibaca ketika selesai mengaji. Kemudian tradisi ini secara ekpresif dimaknai dengan doa agar diberikan kemudahan di dalam menghafal Al-Qur’an, agar tidak mudah mengantuk, dan mendapatkan berkah dari apa yang telah dihafal. Kata kunci: Tradisi, Living Qur’an, Doa, PPTQ Lubabul Fattah, Karl Mannheim

Item Type: Skripsi
Subjects: Agama > Al Quran
Divisions: Fakultas Ushuluddin, Adab Dan Dakwah > Ilmu Al-Quran Dan Tafsir
Depositing User: 126301202106 ZAHROTUFARHANA SHOFIA
Date Deposited: 17 Feb 2025 04:41
Last Modified: 17 Feb 2025 04:41
URI: http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/55979

Actions (login required)

View Item View Item