ANIS KHOIRUNNISA PRATARI, 126309211002 (2025) GUS IQDAM DAN SARUNG BATIK (Komodifikasi Simbol Keagamaan dan Relasi Kuasa). [ Skripsi ]
![]() |
Text
COVER.pdf Download (707kB) |
![]() |
Text
ABSTRAK.pdf Download (245kB) |
![]() |
Text
DAFTAR ISI.pdf Download (184kB) |
![]() |
Text
BAB I.pdf Download (289kB) |
![]() |
Text
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (214kB) |
![]() |
Text
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (290kB) |
![]() |
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (217kB) |
![]() |
Text
BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (122kB) |
![]() |
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (188kB) |
![]() |
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
Abstract
Skripsi dengan judul “Gus Iqdam dan Sarung Batik: Komodifikasi Simbol Keagamaan dan Relasi Kuasa” ini ditulis oleh Anis Khoirunnisa Pratari, NIM. 126309211002, dengan pembimbing Bapak Saiful Mustofa, S.Pd.I., M.Ag. Kata Kunci: Gus Iqdam, Sarung Batik, Komodifikasi, Relasi Kuasa, Jean Baudrillard, Michel Foucault Penelitian ini berjudul “Gus Iqdam dan Sarung Batik: Komodifikasi Simbol Keagamaan dan Relasi Kuasa”. Penelitian ini mengkaji bagaimana sarung batik mengalami komodifikasi simbol dan bagaimana praktik kekuasaan Gus Iqdam sebagai tokoh keagamaan bekerja secara langsung maupun melalui media sosial. Komodifikasi sendiri merupakan salah satu proses berubahnya makna suatu barang atau jasa yang sebelumnya tidak memiliki nilai jual menjadi sebuah komoditas yang bertujuan untuk mendapatkan nilai jual. Metode penelitian yang digunakan dalam kajian ini adalah kualitatif dengan pendekatan kritis yang merujuk pada dua tokoh, yaitu komodifikasi simbol Jean Baudrillard dan relasi kuasa Michel Foucault. Data penelitian ini diperoleh dari observasi, wawancara dengan jamaah Majelis Ta’lim Sabilu Taubah, dokumentasi, dan analisis media sosial. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sarung batik seperti yang dikenakan Gus Iqdam mengalami pergeseran makna dari simbol religiusitas tradisional menjadi komoditas visual yang mereprentasikan kesalehan dan kepatuhan yang dapat dikonsumsi secara massal. Proses ini mencerminkan terjadinya simulacra dimana hilangnya makna asli sebuah simbol menjadi sebuah hiperrealitas. Komodifikasi menjadikan sarung batik saat ini sebagai citra komersial dan identitas visual yang diperjual belikan. Didorong dengan keberadaan Gus Iqdam sebagai figur dalam masyarakat Muslim yang mencerminkan praktik kekuasaan dan produksi kebenaran seperti yang dijelaskan Foucault. Gus Iqdam mampu mengubah persepsi masyarakat terhadap sarung batik dengan pengetahuan dan praktik kekuasaan. Praktik kekuasaan tersebut dibangun atas pengaruh performativitas media sosial. Penelitian ini menegaskan bahwa sarung batik sebagai simbol keagamaan kini tidak hanya mengalami hiperrealitas, tetapi juga menjadi arena kuasa yang akan terus dinegoisasikan.
Item Type: | Skripsi |
---|---|
Subjects: | Sosiologi Agama |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin, Adab Dan Dakwah > Sosiologi Agama |
Depositing User: | 126309211002 ANIS KHOIRUNNISA PRATARI |
Date Deposited: | 30 Jun 2025 07:48 |
Last Modified: | 30 Jun 2025 07:48 |
URI: | http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/58708 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |