SUCI WAHYUNI, 126302212040 and ABDUL AZIZ FARADI, 198404142014031004 (2025) MAKNA SIMBOLIS MENDEM ARI-ARI DALAM TRADISI JAWA DI DESA SEBALOR KECAMATAN BANDUNG TULUNGAGUNG (ANALISIS SEMIOTIKA UMBERTO ECO). [ Skripsi ]
|
Text
COVER.pdf Download (657kB) |
|
|
Text
ABSTRAK.pdf Download (244kB) |
|
|
Text
DAFTAR ISI.pdf Download (219kB) |
|
|
Text
BAB I.pdf Download (348kB) |
|
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (327kB) |
|
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (301kB) |
|
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (333kB) |
|
|
Text
BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (253kB) |
|
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (219kB) |
|
|
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (916kB) |
Abstract
Skripsi dengan judul “Makna Mendem Ari-ari dalam Tradisi Jawa di Desa Sebalor Kecamatan Bandung Tulungagung (Analisis Semiotika Umberto Eco)” ditulis oleh Suci Wahyuni, NIM 126302212040, dengan Pembimbing Abdul Aziz Faradi, M.Hum. Kata Kunci: Mendem Ari-ari, Semiotika, Simbol, Tradisi Penelitian ini mengkaji tentang simbolisme dalam tradisi Mendem Ari-ari pada masyarakat Jawa di Desa Sebalor, Kecamatan Bandung, Kabupaten Tulungagung. Tradisi ini dilakukan dengan cara mengubur plasenta bayi disertai dengan berbagai perlengkapan simbolik, seperti kendi, daun, kain kafan, alat tulis, benang, hingga sesaji atau cok bakal. Masyarakat memaknai ari-ari sebagai "batur bayi" atau saudara gaib yang harus dihormati dan dijaga. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengidentifikasi simbol-simbol yang terkandung dalam tradisi Mendem Ari-ari, 2) menafsirkan makna simbolik tersebut berdasarkan perspektif semiotika Umberto Eco. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian lapangan. Teknik pengumpulan data meliputi observasi non-partisipatif, wawancara mendalam terhadap informan seperti dukun bayi, orang tua, dan tokoh adat, serta dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap perlengkapan dalam tradisi Mendem Ari-ari seperti daun waru/sente, kendi tanah liat, alat tulis, hingga posisi penguburan memiliki makna simbolik berlapis: denotatif, konotatif, dan interpretan yang mencerminkan pandangan kosmologis masyarakat Jawa tentang hubungan spiritual antara bayi, alam, dan kekuatan gaib. Dengan menggunakan pendekatan semiotika Umberto Eco, setiap benda dianggap sebagai tanda budaya yang bermakna ganda dan terbuka terhadap interpretasi dalam konteks sosial. Tradisi ini menjadi media pelestarian nilai-nilai leluhur serta identitas budaya yang diwariskan turun-temurun. Di tengah arus modernisasi, tradisi ini tetap dijaga sebagai bentuk kearifan lokal yang sarat makna filosofis dan spiritual.
| Item Type: | Skripsi |
|---|---|
| Subjects: | Agama > Aliran Kepercayaan Filsafat > Filsafat Pendidikan Hak Kekayaan Intelektual |
| Divisions: | Fakultas Ushuluddin, Adab Dan Dakwah > Filsafat Agama |
| Depositing User: | 126302212040 SUCI WAHYUNI |
| Date Deposited: | 19 Dec 2025 03:05 |
| Last Modified: | 19 Dec 2025 03:05 |
| URI: | http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/65216 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |
