MUHAMAD FATONI, 12602195022 (2022) ILMU LADUNI SEBAGAI SYARAT MURSYID THARIQAH (Pemikiran Muhammad Luthfi Ghozali tentang Pemimpin Tasawuf). [ Disertasi ]
|
Text
COVER.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text
ABSTRAK.pdf Download (165kB) | Preview |
|
|
Text
DAFTAR ISI.pdf Download (36kB) | Preview |
|
|
Text
BAB I.pdf Download (159kB) | Preview |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (396kB) |
||
Text
BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (322kB) |
||
Text
BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (543kB) |
||
Text
BAB V.pdf Restricted to Repository staff only Download (453kB) |
||
Text
BAB VI.pdf Restricted to Repository staff only Download (70kB) |
||
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (211kB) | Preview |
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi adanya anggapan di tengah masyarakat, khususnya kalangan pesantren bahwa ilmu laduni merupakan ilmu yang didatangkan secara langsung tanpa proses yang mendahului. Bahkan sudah menjadi anggapan umum, bila ilmu laduni dikaitkan dengan hal supranatural, mistis, takhayyul serta kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu diluar nalar atau yang lebih populer dengan istilah “yukha riq al-‘a dah”. Anggapan lain menyebut bahwa ilmu ini hanya bisa diperoleh oleh seorang wali. Di sisi lain, tugas manusia sebagai kholifah di bumi dianggap sebagai tugas mutlak yang diemban oleh semua makhluk yang ditakdirkan menjadi manusia. Akan tetapi pada kenyataannya, banyak manusia yang menunjukkan perilaku dan sikap yang bertentangan bahkan bertolak belakang dengan tugasnya sebagai kholifah di bumi. Penelitian ini dikhususkan pada pemikiran Muhammad Luthfi Ghozali. Sebagai pemerhati, ahli sekaligus praktisi dalam dunia tasawuf, ia memiliki pemahaman yang berbeda dari pandangan ilmuan muslim lain dalam hal ilmu laduni. Ia menganggap bahwa ilmu laduni merupakan ilmu pemberian langsung atau ilmu yang diwariskan oleh orang yang terlebih dahulu mendapatkannya dari pewarisnya. Menurutnya semua orang bisa memperolehnya asal mau membangun sebab diperolehnya, yaitu rahmat sebelum ilmu, buah takwa, nubuwwah atau walayah dan ilmu yang diwariskan. Berkenaan dengan kholifah bumi, Luthfi Ghozali memahaminya sebagai guru mursyid thariqah, yang membidani kelahiran kedua bagi anak asuhnya. Ia merupakan penunjukan secara langsung oleh sistem ilahiyyah, bukan hasil pemilihan secara aklamasi oleh suatu organisasi thariqah. Guru mursyid memiliki tugas untuk mendiagnosa penyakit anak asuhnya dan memberikan solusi yang tepat baginya. Oleh karena itu, Luthfi Ghozali mensyaratkan ilmu laduni bagi mursyid thariqah. Pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana konsep ilmu laduni menurut Muhammad Luthfi Ghozali? 2) Bagaimana cara memperoleh ilmu laduni menurut Muhammad Luthfi Ghozali? 3) Bagaimana konsep khalifah bumi menurut Luthfi Ghozali dan mengapa ia mensyaratkan ilmu laduni bagi mursyid thariqah? Manfaat dari penelitian ini dibedakan menjadi dua, yakni secara teoritis dan praktis. Secara teoritis penelitian ini diharapkan memberikan sumbangsih bagi perkembangan khazanah ilmu tasawuf terutama yang berkenaan dengan ilmu laduni, cara memperolehnya dan mursyid thariqah yang dipahami Luthfi Ghozali sebagai kholifah bumi. Adapun secara praktis penelitian ini bermanfaat untuk para akademisi sebagai rujukan, bahan bagi jurusan tasawuf dan studi islam sebagai acuan dalam pengembangan kurikulum maupun bidang kajian konsentrasinya, rujukan sekaligus perenungan bagi para praktisi tasawuf dalam pengembaraan spiritualnya, serta pijakan bagi para peneliti untuk melakukan penelitian berikutnya. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka (library research), yakni penelitian yang menitikberatkan pada upaya menggali dan melakukan telaah buku, serta literatur secara mendalam. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi dan wawancara, sementara analisis data yang peneliti gunakan adalah analisis isi (content analysis). Temuan penelitian dalam disertasi ini adalah 1) ilmu laduni menurut Muhammad Luthfi Ghozali merupakan ilmu pemberian atau warisan langsung dari pewarisnya yang terlebih dahulu telah mendapatkan warisan dari pendahulunya, berupa ilham spontan yang memancar dari dalam hati kemudian terpancarkan lagi keluar dalam bentuk perilaku, baik ucapan maupun perbuatan melalui akal dan fikiran. 2) ilmu laduni bisa diperoleh dengan membangun sebab didapatkannya ilmu laduni, yaitu rahmat sebelum ilmu, buah taqwa, proses nubuwwah atau wala>yah dan ilmu yang diwariskan. 3) konsep kholifah bumi dalam pandangan Muhammad Luthfi Ghozali adalah para guru mursyid thariqah, yakni para orangtua asuh sejati, bapak ruhaniyah, yang membidani kelahiran kedua dan pembimbing perjalanan dalam pengembaraan ruhani murid-muridnya. Tugas utamanya adalah mendiagnosa penyakit anak muridnya, memberikan solusi yang tepat baginya dan membidani kelahiran kedua. Sistem pengangkatannya bersifat ghaib melalui sistem ilahiyah, bukan pemilihan aklamasi organisasi thariqah tertentu. Indikatornya selalu memberi manfaat kepada sesama, saat memandangnya tergerak hati untuk mengingat Allah, mengingat dosa dan kemaksiatan. Oleh karena tugasnya bersifat ruhani dan ghaib, mursyid thariqah dibekali dengan ilmu laduni, yang mana Luthfi Ghozali menjadikannya sebagai syarat yang mesti dimiliki seorang mursyid thariqah. Kata Kunci: Ilmu Laduni, Mursyid Thariqah
Item Type: | Disertasi |
---|---|
Subjects: | Agama Agama > Tasawuf |
Divisions: | Pascasarjana > Disertasi > Studi Islam Interdisipliner |
Depositing User: | Nur Nafahatin |
Date Deposited: | 13 Apr 2023 02:36 |
Last Modified: | 13 Apr 2023 02:36 |
URI: | http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/33998 |
Actions (login required)
View Item |