KEABSAHAN DAN VALIDITAS PENGGUNAN E-METERAI PADA PERJANJIAN KEPERDATAAN (Studi Kasus Pada Kantor Pos Tulungagung)

ENIS HIDAYATUL AMMAH, 12101183073 (2023) KEABSAHAN DAN VALIDITAS PENGGUNAN E-METERAI PADA PERJANJIAN KEPERDATAAN (Studi Kasus Pada Kantor Pos Tulungagung). [ Skripsi ]

Preview	Text COVER.pdf Download (1MB) | Preview
Preview	Text ABSTRAK.pdf Download (152kB) | Preview
	Text DAFTAR ISI.pdf Download (128kB)
Preview	Text BAB I.pdf Download (192kB) | Preview
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (352kB)
	Text BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (173kB)
	Text BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (193kB)
	Text BAB V.pdf Restricted to Repository staff only Download (212kB)
	Text BAB VI.pdf Restricted to Repository staff only Download (108kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (137kB)

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh banyaknya kejanggalan dalam penggunaan E-meterai, di antaranya adalah kode unik yang muncul seharusnya berjumlah 22 digit menjadi kurang dari 22 digit setelah dilakukan uji barcode. Kode setiap E-Meterai selalu berganti sehingga menyebabkan E-Meterai bisa digunakan untuk banyak dokumen. Dokumen yang ber E-Meterai penggunaannya tidak di sarankan untuk di bubuhkan tandatangan karena pada E-Meterai terdapat QR Code sebagai media validasi. Keabsahan E-Meterai hanya dapat di jangkau oleh pemilik Dokumen tersebut jika salah satu dari pihak meragukan dokumen tersebut maka dokumen harus di dampingi surat keaslian dari kantor kenotariatan. dari hal ini sangat tidak signifikan dengan apa yang sudah di atur. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana prosedur penggunaan e-meterai pada suatu perjanjian keperdataan? (2) Bagaimanakah keabsahan dan validitas pengunaan e-meterai pada suatau perjanjian keperdataan? Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Yuridis empiris dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa wawancara dengan SPV Kantor Pos, dan pembeli E-Meterai. Teknik analisis data yang digunakan adalah penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Sedangkan untuk pengecekan keabsahan data menggunakan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Prosedur penggunaan EMeterai pada Perjanjian keperdataan Meterai elektronik dibubuhkan pada dokumen elektronik sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (2) Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 134/PMK.03/202. Meterai Elektronik ini akan tetap sah walaupun tidak dicetak Penggunaan e-meterai pada Perjanjian keperdataan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 5 ayat 1 dan 2 jo. Pasal 6 UU ITE yang menentukan bahwa dokumen elektronik atau hasil cetaknya merupakan alat bukti yang sah dan dapat digunakan di muka persidangan, sepanjang informasi yang tercantum didalamnya dapat diakses, ditampilkan, dijamin keutuhannya, dan dapat dipertanggungjawabkan, sehingga menerangkan suatu keadaan. Penggunaan meterai elektronik tidak boleh di bubuhkan tandatangan karena pada Meterai Elektronik terdapat QR Code yang digunakan untuk memvalidasi keaslian dokumen tersebut maka dokumen tersebut tidak sah karena walaupun tanda tangan yang tercantum tidak bisa di baca akan tetapi tandatangan sebagai bentuk dari pengesahan diri seseorang dan berfungsi sebagai pembuktian bahwa seseorang telah memberikan persetujuan dirinya dengan cara menandatangani sesuatu, bahwa ia menyetujui tindakan yang ia lakukan baik informasi yang terkandung didalamnya sesuai dengan tujuan dari penggunaan tanda tangan. Keabsahan dan validitas penggunaan EMeterai pada Perjanjian keperdataan dapat di validasi dengan surat kuasa Notaris, Status kenotariatan atau notaris dalam pembuatan akta keperdataan Sebagai alat pembuktian yang mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna dan mempunyai kekuatan pembuktian yang mengikat sebagai bukti terhadap kedua belah pihak-pihak yang membuat akta.

Actions (login required)

View Item