KONSEP KEADILAN GENDER DI RUANG DOMESTIK DALAM LITERATUR PESANTREN BERDASARKAN PERSPEKTIF KH. AHMAD YASIN ASYMUNI

INTAN RIADHOTUL AULIA, 126312202047 (2023) KONSEP KEADILAN GENDER DI RUANG DOMESTIK DALAM LITERATUR PESANTREN BERDASARKAN PERSPEKTIF KH. AHMAD YASIN ASYMUNI. [ Skripsi ]

[img] Text
COVER.pdf

Download (860kB)
[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (355kB)
[img] Text
DAFTAR ISI.pdf

Download (204kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (321kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (383kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (413kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (504kB)
[img] Text
BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (207kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (219kB)
[img] Text
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (313kB)

Abstract

Skripsi dengan judul “Konsep Keadilan Gender di Ruang Domestik dalam Literatur Pesantren Berdasarkan Perspektif KH. Ahmad Yasin Asymuni” ini ditulis oleh Intan Riadhotul Aulia dengan dosen pembimbing skripsi Dr. Ubaidillah, M.Hum. Kata kunci: Gender, Domestik, Kitab Hadis Masalah ketidaksetaraan gender dalam berbagai ranah kehidupan telah menjadi perhatian utama, dan pernikahan sebagai institusi sosial tidak luput dari dinamika tersebut. Permasalahan ketidaksetaraan gender dalam pernikahan mencakup berbagai aspek, termasuk pembagian peran dan tanggung jawab, hakhak, dan peluang yang berbeda antara suami dan istri. Ketidaksetaraan gender ini banyak terjadi dalam ruang-ruang domestik karena didukung oleh kultur-kultur budaya patriarki dan keagamaan, salah satunya adalah pesantren. Banyak ditemukan kajian-kajian literatur di pesantren yang memposisikan perempuan hanya sebagai objek yang harus menta’ati suami dalam kondisi apapun. Dalam konteks ini nampaknya perlu meninjau kembali karya-karya hadis yang memposisikan perempuan di ruang domestik dalam literatur pesantren. Penelitian ini memiliki fokus pada keadilan gender dalam ruang domestik berdasarkan literatur pesantren dalam kitab al-Fawa>’idu fi> an-Nika>h}i, kitab Ikhtila>fu az-Zaujaini, kitab at-Targi>b wa at-Tarhi>b fi> an-Nika>h}i, dan kitab Ah}a>di>s|u an-Nika>h} wa Syuru>h}uh}a dimana keempat kitab tersebut merupakan karya KH. Ahmad Yasin Asymuni. Rumusan masalah yang digunakan dalam penelitian ini yakni; Pertama, bagaimana kritik hadis bias gender perspektif KH. Ahmad Yasin Asymuni dalam kitab al-Fawa>’idu fi> an-Nika>h}i, Ikhtila>fu az-Zaujaini, at-Targi>b wa at-Tarhi>b fi> an-Nika>h}i dan Ah}a>di>s|u an-Nika>h} wa Syuru>h}uh}a?; kedua, bagaimana kontribusi paradigma baru nilai etis keadilan gender dalam ruang domestik berdasarkan kritik hadis dalam literatur KH. Ahmad Yasin Asymuni? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep relasi suami istri dalam ruang domestik berdasarkan pemikiran KH. Ahmad Yasin Asymuni dalam kitab al- Fawa>’idu fi> an-Nika>h}i, Ikhtila>fu az-Zaujaini, at-Targi>b wa at-Tarhi>b fi> an-Nika>h}i dan Ah}a>di>s|u an-Nika>h} wa Syuru>h}uh}a; serta menguraikan nilai etis dan mencetuskan diskursus baru keadilan gender yang ditemukan dalam keempat kitab tersebut sebagai upaya preventif diskriminasi gender dalam pernikahan. Teori yang digunakan adalah teori sastra banding aliran lama sinkronik Suwardi Endraswara dengan pendekatan komprehensif tekstual-kontekstual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, Dalam keempat kitab pernikahan karya KH. Ahmad Yasin Asymuni yang telah dipaparkan, terdapat beberapa tema krussial yang cenderung mengsubordinasikan perempuan dalam ruang domestik. Padahal jika dipahami secara adil, tidak hanya perempuan yang berperan dalam mewujudkan kemaslahatan rumah tangga, melainkan harus ada peran suami didalamnya; Kedua, berdasarkan kritik terhadap hadis-hadis yang ada dalam keempat kitab karya KH. Ahmad Yasin Asymuni, dapat ditarik pilar-pilar keadilan gender dalam pernikahan. Diantaranya, saling adanya keridhaan, saling mensyukuri, saling memuliakan, saling berjuang memenuhi kebutuhan keluarga. Dan terdapat lima pilar yang lebih spesifik mengarah dalam lingkup moderasi gender diantaranya, musawah (rasa kesetaraan atau tidak ada diskriminasi), musyawarah, tafahum (saling memahami), ta’adil (bersikap adil), tasamuh (saling mentoleransi). Dari kelima pilar tersebut, peneliti merumuskan konsep “Mustadilhum” dan “Tasyawur Lil Musawah”, dengan mengedepankan urgensi komunikasi dalam rumah tangga diharapkan dapat menciptakan keadilan gender dalam ruang domestik.

Item Type: Skripsi
Subjects: Agama > Al Hadist
Pendidikan Islam > Pondok pesantren
Divisions: Fakultas Ushuluddin, Adab Dan Dakwah > Ilmu Hadits
Depositing User: 126312202047 INTAN RIADHOTUL AULIA
Date Deposited: 25 Jun 2024 07:33
Last Modified: 25 Jun 2024 07:33
URI: http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/47478

Actions (login required)

View Item View Item