RUTINAN SIMAAN AL-QUR’AN BI AL-HIFZ{ (Studi Living Qur’an di Desa Kepung Kediri)

AMAM MAISUR SINDHI ZAHRO, 126301202054 (2024) RUTINAN SIMAAN AL-QUR’AN BI AL-HIFZ{ (Studi Living Qur’an di Desa Kepung Kediri). [ Skripsi ]

	Text COVER.pdf Download (706kB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (250kB)
	Text DAFTAR ISI.pdf Download (140kB)
	Text BAB I .pdf Download (333kB)
	Text BAB II .pdf Restricted to Registered users only Download (332kB)
	Text BAB III .pdf Restricted to Registered users only Download (404kB)
	Text BAB IV .pdf Restricted to Registered users only Download (233kB)
	Text BAB V .pdf Restricted to Registered users only Download (1MB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (160kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB)

Abstract

Skripsi dengan judul “Rutinan Simaan al-Qur’an bi al-Hifz{ (Studi Living Qur’an di Desa Kepung Kediri)” ini ditulis oleh Amam Maisur Sindhi Zahro, NIM. 126301202054, Dosen Pembimbing Robitoh Widi Astuti, M. Hum. Kata Kunci: Living Qur’an, Rutinan, Simaan al-Qur’an, Karl Mannheim Simaan al-Qur’an termasuk salah satu kegiatan yang sudah ada sejak masa Rasulullah saw., dan masih terjaga sampai sekarang. Di Desa Kepung Kediri terdapat 13 majelis simaan al-Qur’an bi al-hifz{ yang dilaksanakan rutin setiap Rabu Legi. Dalam penelitian ini terdapat dua rumusan masalah, yaitu: 1) Bagaimana rutinan simaan al-Qur’an bi al-hifz{ di Desa Kepung Kediri. 2) Bagaimana pemaknaan bagi pengamal rutinan simaan al-Qur’an bi al-hifz{ di Desa Kepung Kediri? Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan juga dokumentasi. Sedangkan teknik yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini berkaitan erat dengan metode pengumpulan data, yaitu observasi dan wawancara ataupun focus group discussion. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa; Pertama, majelis rutinan simaan al-Qur’an bi al-hifz{ berdiri pada tahun 2013 atas perintah dari Kiai Malik. Rutinan tersebut awalnya hanya terbagi menjadi 2 majelis dan berkembang hingga kini mencapai 13 majelis. Praktik pelaksanaan rutinan simaan al-Qur’an bi al-hifz{ dimulai setelah subuh kisaran pukul 05.00 WIB dan berakhir pada pukul 14.00 WIB. Rutinan tersebut diawali dengan mengaji al-Qur’an bi al-hifz{ secara bergilir yaitu 15 juz dengan menggunkan mikrofon dan separuhnya lagi dengan tidak menggunakan mikrofon. Kedua, makna rutinan simaan al-Qur’an berbeda-beda berdasarkan dengan latar belakang setiap individu. Terdapat 3 macam makna, yaitu makna objektif, makna ekspresif, dan makna dokumenter. Makna objektif muncul sebagai bentuk realisasi dari keputusan yang telah ditetapkan oleh pihak pengasuh. Dalam kegiatan rutinan simaan al-Qur’an bi al-hifz{ ini, para huffaz{ yang mukim di Desa Kepung dianjurkan untuk mengikuti dan berkontribusi dalam rangka terlaksananya rutinan tersebut. Makna ekspresif yang ditunjukkan oleh aktor (pelaku tindakan) melalui rutinan simaan al-Qur’an bi al-hifz{ yaitu dengan menunjukkan makna praktis sebagai bentuk pembelajaran seperti dapat melancarkan bacaan, dan sebagai bentuk ikhtiar para penghafal al-Qur’an dalam menjaga atau mempertahankan hafalannya. Makna dokumenter dari rutinan simaan al-Qur’an bi al-hifz{ di Desa Kepung secara tersirat mampu meningkatkan kualitas hafalan para huffaz{ di desa tersebut dan mampu meningkatkan interaksi sosial antar warga, selain itu juga memberikan pemaknaan berupa nilai ketaatan (ta’z{im) terhadap perintah guru atau kiai, mengingat berdirinya rutinan simaan al-Qur’an bi al-hifz{ di Desa Kepung ini merupakan perintah dari Kiai Malik karena sebuah wasiat yang datang dalam mimpi beliau.

Actions (login required)

View Item