KONSTRUKSI SOSIAL DAKWAH MAFIA SHOLAWAT DI PONDOK PESANTREN ROUDHOTUN NI’MAH SEMARANG

IKA SALIMATUR ROSYIDAH, 1880511220017 (2024) KONSTRUKSI SOSIAL DAKWAH MAFIA SHOLAWAT DI PONDOK PESANTREN ROUDHOTUN NI’MAH SEMARANG. [ Thesis ]

[img]
Preview
Text
COVER.pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text
ABSTRAK.pdf

Download (608kB) | Preview
[img]
Preview
Text
DAFTAR ISI.pdf

Download (291kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB I.pdf

Download (688kB) | Preview
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (758kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (512kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (651kB)
[img] Text
BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (464kB)
[img] Text
BAB VI.pdf
Restricted to Registered users only

Download (339kB)
[img]
Preview
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (343kB) | Preview
[img] Text
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

ABSTRAK Tesis dengan judul “Konstruksi Sosial Dakwah Mafia Sholawat Di Pondok Pesantren Roudotun Ni‟mah Semarang” ini ditulis oleh Ika Salimatur Rosyidah, NIM. 1880511220017, pembimbing Prof. H. Akhyak, M. Ag dan Prof. H. Akhmad Rizqon Khamami, Lc, MA. Penelitian ini dilatar belakangi oleh sebuah fenomena adanya majelis sholawat yang memiliki nama unik yaitu mafia, sedangkan dalam pemahaman masyarakat mafia merupakan sebuah nama yang identik dengan hal yang buruk. Padahal makna mafia pada jamaah sholawat ini memiliki makna “manunggaling ati lan fikiran” atau menyatunya hati dan fikiran dalam sholawat, yang kemudian munculah nama majelis Mafia Sholawat di Semarang pimpinan Drs. KH. Muhammad Ali Shodikin atau yang biasa dikenal dengan Gus Ali Gondrong. Majelis ini memiliki perbedaan dengan majelis yang lain dalam pelaksanaannya, mulai dari jamaah nya yang berisikan anak punk, para pekerja malam dan masyarakat biasa dan identik dengan berpakaian hitam serta kata JOSSS yang dilambangkan dengan jari metal, dengan maksud Jogo (Jaga ) Olehe Sholat, Sholawat dan Shodaqoh. Pemimpin majelispun identik dengan selalu mengurai rambut panjangnya, berjubah hitam dan di iringi tari sufi. Rumusan masalah dalam penulisan tesis ini adalah. (1) Bagaimana Bagaimana konstruksi sosial dakwah “Manunggaling Fikiran lan Ati” (Mafia) Sholawat di Pondok Pesantren Roudhotun Ni‟mah Semarang dalam aspek eksternalisasi ? (2) Bagaimana konstruksi sosial dakwah “Manunggaling Fikiran lan Ati” (Mafia) Sholawat di Pondok Pesantren Roudhotun Ni‟mah Semarang dalam aspek objektivasi ? (3) Bagaimana konstruksi sosial dakwah “Manunggaling Fikiran lan Ati” (Mafia) Sholawat di Pondok Pesantren Roudhotun Ni‟mah Semarang dalam aspek internalisasi ? Tesis ini bermanfaat untuk membuka cakrawala berfikir masyarakat tentang adanya majelis yang mau dan mampu memberikan wadah kepada mereka kaum keterbelakangan yang hidup dalam bayangan hitam dan dosa. Majelis mafia sholawat diharapkan mampu mengubah dengan metode pengenalan atau eksternalisasi kemudian memahami dan melakukannya dengan metode objektivasi dan menunjukkan hasilnya dengan metode internalisasi. Dengan tujuan utama memberi ruang dan mengajak menggapai Ridho Allah dalam beribadah dan berbuat kebaikan. Dalam penelitian ini menggunakan metode Penelitian penelitian kualitatif dengan cara wawancara mendalam, observasi dam dokumentasi. Penelitian ini memaparkan dan menjelaskan sesuai fakta realita yang berkaitan dengan konstruksi sosial dakwah “Manunggaling Fikiran lan Ati” (Mafia) Sholawat di Pondok Pesantren Roudhotun Ni‟mah Semarang dalam aspek eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Hasil penelitian : konstruksi sosial dakwah diawali dengan pengenalan kepada masyarakat yang awal mengikuti majelis, jika tertarik dan menginginkan mendalami, maka akan dibantu langsung oleh pimpinan majelis, kemudian dikenalkan lebih mendalam pada dzikir khas mafia dan kegiatan rutinan lainnya,maka dalam tahapan ini mereka akan memilih untuk melanjutkan perjalananhijrahnya atau kembali lagi dengan jalan yang awal mereka lalui, setelah merasa cukup waktunya untuk memperkenalkan dan adaptasi, maka tahap akhir ialah pengambilan keputusan dalam tahap objektivasi. Fokus konstruks sosial dakwah ini dalam aspek ibadah, muamalah, syari‟ah dan akhlak. Dimana setiap tahapan eksternalisasi, objektivasi dan internalisasi ada proses tersendiri yang diberikan sesuai dengan arahan dari pimpinan majelis.

Item Type: Thesis (UNSPECIFIED)
Subjects: Pendidikan Islam
Pendidikan Islam > Pondok pesantren
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Studi Islam
Depositing User: 1880511220017 IKA SALIMATUR ROSYIDAH
Date Deposited: 04 Sep 2024 02:10
Last Modified: 04 Sep 2024 02:10
URI: http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/52239

Actions (login required)

View Item View Item