SEFIATRI WULANDARI, 126309211043 (2025) TREN GAYA BERPAKAIAN MUSLIMAH PADA SANTRIWATI PONDOK PESANTREN LUBABUL FATTAH TULUNGAGUNG. [ Skripsi ]
![]() |
Text
COVER.pdf Download (2MB) |
![]() |
Text
ABSTRAK.pdf Download (254kB) |
![]() |
Text
DAFTAR ISI.pdf Download (199kB) |
![]() |
Text
BAB I.pdf Download (396kB) |
![]() |
Text
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (398kB) |
![]() |
Text
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (302kB) |
![]() |
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (253kB) |
![]() |
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (234kB) |
![]() |
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (2MB) |
Abstract
Kajian ini berjudul “Tren Gaya Berpakaian Muslimah pada Santriwati Pondok Pesantren Lubabul Fattah Tulungagung”. Penelitian ini mengkaji proses konstruksi sosial tren gaya berpakaian muslimah pada santriwati yang memiliki identitas ganda, yaitu sebagai pelajar agama yang terikat norma pondok pesantren serta remaja yang terekspos tren gaya berpakaian melalui media sosial dan interaksi sosial. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis proses konstruksi sosial tren gaya berpakaian muslimah pada santriwati Pondok Pesantren Lubabul Fattah Tulungagung. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus untuk memahami secara mendalam fenomena yang terjadi dalam kehidupan nyata santriwati Pondok Pesantren Lubabul Fattah Tulungagung. Teknik pengumpulan data mencakup observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teori utama yang digunakan adalah teori konstruksi sosial dari Peter L. Berger dan Thomas Luckmann yang mencakup tiga tahapan: eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses eksternalisasi terjadi saat santriwati mengekspresikan diri melalui gaya berpakaian yang mereka lihat di media sosial. Objektivasi tampak saat gaya berpakaian seperti inner dress, outer, crop top, tunik, rok, dan hijab pashmina diterima sebagai hal wajar di lingkungan pondok pesantren. Internalisasi terjadi saat tren tersebut dihayati sebagai bagian dari identitas religius dan sosial. Penelitian ini juga menambahkan tahap intermediasi media sosial sebagai perantara awal dalam menerima informasi tren gaya berpakaian muslimah sebelum interaksi langsung. Dengan demikian, proses kontruksi sosial tren gaya berpakaian muslimah pada santriwati tidak hanya terbentuk di lingkungan pondok pesantren, tetapi juga melalui proses simbolik yang berlangsung di ruang digital. Kata kunci: konstruksi sosial, tren gaya berpakaian muslimah, media sosial, santriwati, fenomenologi
Item Type: | Skripsi |
---|---|
Subjects: | Sosiologi Agama > Budaya Sosiologi Agama |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin, Adab Dan Dakwah > Sosiologi Agama |
Depositing User: | 126309211043 SEFIATRI WULANDARI |
Date Deposited: | 14 Jul 2025 07:07 |
Last Modified: | 14 Jul 2025 07:07 |
URI: | http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/59502 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |