DINAMIKA NILAI SAKRAL DAN PROFAN PADA TRADISI LABUH PARI MASYARAKAT DESA WAJAK LOR KECAMATAN BOYOLANGU TULUNGAGUNG

AMIN MUDZALIFAH, 126309212071 and WIDYA AYU PERMATASARI, 199306052020122017 (2025) DINAMIKA NILAI SAKRAL DAN PROFAN PADA TRADISI LABUH PARI MASYARAKAT DESA WAJAK LOR KECAMATAN BOYOLANGU TULUNGAGUNG. [ Skripsi ]

[img] Text
COVER.pdf

Download (636kB)
[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (164kB)
[img] Text
DAFTAR ISI.pdf

Download (178kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (286kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (289kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (256kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (129kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (179kB)
[img] Text
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (836kB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dinamika nilai sakral dan profan dalam pelaksanaan tradisi Labuh Pari yang berlangsung di tengah perubahan sosial masyarakat Desa Wajak Lor, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung. Tradisi Labuh Pari merupakan ritual adat yang dilakukan menjelang panen padi sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan dan penghormatan terhadap alam serta kekuatan supranatural. Dahulu, tradisi ini diyakini memiliki pengaruh terhadap keberhasilan hasil panen dan dijalankan dengan nilai-nilai spiritual yang kuat. Namun, seiring dengan masuknya modernisasi, kemajuan teknologi pertanian, serta berkembangnya pola pikir rasional, makna sakral dalam tradisi tersebut mengalami pergeseran. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi metode studi kasus kasus yang berpusat pada satu objek secara intensif dan mempelajarinya sebagai suatu kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Desa Wajak Lor kini mulai memahami keberhasilan pertanian tidak lagi ditentukan oleh pelaksanaan ritual tradisi, melainkan oleh faktor teknis seperti pemilihan bibit unggul, kondisi cuaca, dan penggunaan teknologi pertanian modern. Ritual Labuh Pari kini lebih dipandang sebagai simbol budaya dan ajang syukuran semata, bukan lagi kewajiban spiritual. Meskipun begitu, unsur-unsur sakral seperti doa dan sedekah masih tetap dipertahankan, menandakan bahwa nilai sakral tidak sepenuhnya hilang, melainkan mengalami tumpang tindih dengan nilai profan. Kata Kunci: Tradisi, Sakral, Profan

Item Type: Skripsi
Subjects: Sosiologi Agama > Budaya
Sosiologi Agama > Ritual
Sosiologi Agama
Sosiologi Agama > Tradisi
Divisions: Fakultas Ushuluddin, Adab Dan Dakwah > Sosiologi Agama
Depositing User: 126309212071 AMIN MUDZALIFAH
Date Deposited: 11 Nov 2025 08:24
Last Modified: 11 Nov 2025 08:24
URI: http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/63976

Actions (login required)

View Item View Item