PERSEPSI GURU TERHADAP KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH PEREMPUAN DI MTSN 8 TULUNGAGUNG

NADILLA PRICSILIA REYNATA, 126308212187 and MULIA ARDI, 198007242014031001 (2025) PERSEPSI GURU TERHADAP KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH PEREMPUAN DI MTSN 8 TULUNGAGUNG. [ Skripsi ]

	Text COVER.pdf Download (877kB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (303kB)
	Text DAFTAR ISI.pdf Download (160kB)
	Text BAB I.pdf Download (295kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (360kB)
	Text BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (283kB)
	Text BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB)
	Text BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (176kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (257kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB)

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena meningkatnya jumlah perempuan yang menduduki posisi strategis di lembaga pendidikan, termasuk madrasah, yang secara historis didominasi oleh laki-laki. Salah satu faktor penting yang melatarbelakangi penelitian ini adalah keberadaan budaya patriarki dan stereotip gender yang masih cukup kuat di lingkungan MTsN 8 Tulungagung. Budaya ini sering kali memunculkan anggapan bahwa kepemimpinan adalah ranah laki-laki, sementara perempuan dianggap kurang layak atau kurang mampu memimpin secara efektif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi lapangan. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan tiga tahapan, yaitu kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pendekatan ini dipilih untuk memperoleh pemahaman yang mendalam mengenai persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala madrasah perempuan secara kontekstual dan holistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum, guru laki-laki maupun perempuan di MTsN 8 Tulungagung memiliki persepsi yang positif terhadap kepemimpinan kepala madrasah perempuan. Kepala madrasah dinilai mampu menerapkan gaya kepemimpinan yang komunikatif, inklusif, dan solutif. Meski begitu, sebagian guru laki-laki masih memandang kepemimpinan dalam kerangka kodrat keagamaan yang menempatkan laki-laki sebagai pemimpin utama. Namun, secara keseluruhan para guru sepakat bahwa efektivitas seorang pemimpin lebih ditentukan oleh kompetensi, integritas, dan pengalaman, bukan oleh faktor gender.

Actions (login required)

View Item