MIFTAHUL ROHMAN, 17302163004 (2020) TRANSFORMASI KESENIAN KENTRUNG TRADISI MENJADI KENTRUNG KREASI. [ Skripsi ]
Text
COVER.pdf Download (426kB) |
||
Text
ABSTRAK.pdf Download (86kB) |
||
Text
DAFTAR ISI.pdf Download (88kB) |
||
|
Text
BAB I.pdf Download (457kB) | Preview |
|
|
Text
BAB II.pdf Download (383kB) | Preview |
|
|
Text
BAB III.pdf Download (255kB) | Preview |
|
|
Text
BAB IV.pdf Download (363kB) | Preview |
|
|
Text
BAB V.pdf Download (113kB) | Preview |
|
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (248kB) | Preview |
Abstract
ABSTRAK Penelitian ini berangkat dari asumsi bahwa kentrung telah mengalami berbagai transformasi. Kentrung kreasi adalah bentuk baru dari kentrung saat ini. Oleh sebab itu, penelitian ini merumuskan tiga persoalan dasar terkait perubahan kentrung dari yang tradisi menjadi kentrung kreasi. Pertama, apa yang menjadi struktur kesenian kentrung? Kedua, mengapa kentrung mengalami transformasi? Ketiga, adakah sesuatu yang substantif bahwa kentrung kreasi masih mewarisi kearifan lokal sebagaimana kentrung tradisi? Penelitian ini menggunakan pendekatan etno-strukturalisme. Paradigma ini digunakan agar peneliti mampu secara lebih delam menggali data di lapangan melalui etnografi. Selain itu, strukturalisme digunakan sebagai pisau analisa untuk melihat bagaimana kesenian kentrung mengalami transformasi. Hasil penelitian ini adalah: pertama, kentrunng merupakan seni tutur yang digunakan untuk menyampaikan ajaran moral leluhur. Melalui berbagai sumber oral history, kentrung menyediakan pementasan yang mengandung tatanan,tuntunan dan tontonan. Inilah aspek penting yang menurut para pelaku kentrung kreasi memiliki alasan bahwa modifikasi yang mereka lakukan pada seni kentrung adalah untuk terus menghidupkan seni tutur seperti itu. Kedua, transformasi seni kentrung dipengaruhi oleh perubahan zaman. Ketersediaan instrumen musik, audience, serta kreatifitas seniman merupakan faktor signifikan mengapa kentrung mengalami perubahan dari yang semula kentrung tradisi menjadi kentrung kreasi. Ketiga, pada hakikatnya, transformasi yang dilakukan oleh seniman kentrung kreasi tak lain adalah karena mereka menganggap bahwa seni tutur yang mengajarkan moral seperti kentrung haruslah tetap lestari. Pelaku kentrung kreasi menganggap bahwa daya tawar kentrung supaya kesenian ini bisa lebih diterima masyarakat modern dan kelompok milineal, maka kentrung harus lebih lentur dan melakukan inovasi. Tentu saja, nilai moral yang diajarkan oleh kentrung tradisi, tetap tersampaikan kepada penikmatnya tetapi dengan kemasan yang lebih menarik dan berbeda dari kentrung generasi sebelumnya.
Item Type: | Skripsi |
---|---|
Subjects: | Agama |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin, Adab Dan Dakwah > Filsafat Agama |
Depositing User: | 17302163004 MIFTAHUL ROHMAN |
Date Deposited: | 29 Mar 2021 02:40 |
Last Modified: | 29 Mar 2021 02:40 |
URI: | http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/19221 |
Actions (login required)
View Item |