INTAN SHOFIATUL FARIHA, 1880507230001 and NGAINUN NAIM, 197507192003121002 and MULIA ARDI, 198007242014031001 (2025) TRADISI SINONGKELAN DI TRENGGALEK DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT KEBUDAYAAN CORNELIS ANTHONIE VAN PEURSEN. [ Thesis ]
|
Text
COVER.pdf Download (685kB) |
|
|
Text
ABSTRAK.pdf Download (235kB) |
|
|
Text
DAFTAR ISI.pdf Download (106kB) |
|
|
Text
BAB I.pdf Download (258kB) |
|
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (332kB) |
|
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (240kB) |
|
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (568kB) |
|
|
Text
BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (161kB) |
|
|
Text
DAFTAR RUJUKAN.pdf Download (111kB) |
|
|
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (2MB) |
Abstract
Tradisi Sinongkelan di Desa Prambon, Kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur tumbuh sebagai bentuk ekspresi budaya lokal penuh makna spiritual dan sosial. Tradisi ini diwariskan secara turun-temurun dan dijalankan sebagai bagian dari penghormatan terhadap leluhur, serta sebagai wujud syukur atas keselamatan dan hasil bumi. Tradisi ini juga menjadi Warisan Budaya Tak Berbenda (WBTB) di Trenggalek, di tengah arus modernisasi dan perubahan sosial, tradisi ini tetap dipertahankan sebagai identitas budaya masyarakat, sekaligus menjadi sarana untuk mempererat hubungan antar warga serta mengenang sejarah asal-usul desa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan sejarah dan prosesi Tradisi Sinongkelan di Trenggalek serta untuk menganalisis Tradisi Sinongkelan di Trenggalek melalui perspektif filsafat kebudayaan Cornelis Anthonie Van Peursen. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan hermeneutika. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi langsung saat prosesi berlangsung, wawancara mendalam dengan tokoh adat dan warga setempat, serta dokumentasi berupa foto, arsip, dan referensi tertulis lainnya. Seluruh data dianalisis dengan pendekatan hermeneutik, yang meliputi tahapan deskripsi, pemahaman (verstehen), dan interpretasi, guna menggali makna tradisi secara utuh dari sudut pandang pelaku budaya itu sendiri. Serta menggunakan perspektif Cornelis Anthonie Van Peursen melalui tiga tahap kebudayaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Tradisi Sinongkelan dipercaya telah ada sejak masa awal pembukaan wilayah oleh para leluhur. Kata sinongkelan berasal dari istilah nyongkel atau mencongkel tanah, yang merujuk pada aktivitas awal pembukaan lahan pertanian oleh nenek moyang. Tradisi ini kemudian berkembang menjadi bentuk penghormatan kepada leluhur dan alam sebagai pemberi kehidupan. Prosesi Sinongkelan diawali dengan persiapan sesaji, pembersihan tempat ritual, dan doa bersama yang dipimpin oleh sesepuh adat dan diakhiri dengan acara inti yaitu Grebeg Sinongkel. Analisis Perspektif C.A. Van Peursen dengan tiga tahap kebudayaan yaitu tahap mitis, masyarakat meyakini kekuatan gaib yang menaungi desa melalui figur Raden Sinongkel serta masyarakat mengaitkan prosesi dengan kekuatan spiritual dan simbol sakral. Selanjutnya Tahap ontologis, masyarakat sudah mulai memahami cara mendapatkan keberkahan dari Raden Sinongkel dengan berziarah dan berdoa kepada Allah SWT, sedangkan tahap fungsional menekankan peran tradisi dalam menjaga kohesi sosial serta pelestarian budaya di tengah perubahan zaman. Tradisi Sinongkelan memperlihatkan dinamika kebudayaan yang terus hidup dan beradaptasi, tanpa kehilangan makna dasarnya.
| Item Type: | Thesis (UNSPECIFIED) |
|---|---|
| Subjects: | Agama Sosiologi Agama > Budaya Filsafat > Filsafat Barat Filsafat > Filsafat Islam Perbandingan Agama |
| Divisions: | Pascasarjana > Thesis > Filsafat Agama |
| Depositing User: | 1880507230001 INTAN SHOFIATUL FARIHA |
| Date Deposited: | 30 Oct 2025 02:08 |
| Last Modified: | 30 Oct 2025 02:08 |
| URI: | http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/63483 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |
