FAHRI MU'AMMAR ARIF, 12309183067 (2024) KESENIAN WAYANG KRUCIL PADA TRADISI NYADRAN DI DESA SONOAGENG KABUPATEN NGANJUK. [ Skripsi ]
Text
COVER.pdf Download (410kB) |
|
Text
ABSTRAK.pdf Download (33kB) |
|
Text
DAFTAR ISI.pdf Download (37kB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (108kB) |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (212kB) |
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (222kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (237kB) |
|
Text
BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (156kB) |
|
Text
BAB VI.pdf Restricted to Registered users only Download (36kB) |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (144kB) |
|
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (281kB) |
Abstract
Pertunjukan Wayang Krucil telah mengalami pergeseran dari sekadar tontonan menjadi kegiatan dengan makna spiritual. Hingga akhirnya, Wayang Krucil lebih sering digunakan untuk urusan ritual dibandingkan sebagai sarana hiburan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui fungsi Wayang Krucil dan relasi Wayang Krucil dengan nyadran di Desa Sonoageng. Penelitian ini adalah studi kasus yang menggunakan pendekatan kualitatif, dimana peneliti menggunakan teknik wawancara mendalam dan observaasi untuk mengumpulkan data. Observasi yang dilakukan peneliti adalah wawancara dengan narasumber, mengamati pertunjukan Wayang Krucil semalam suntuk. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif Miles & Huberman, yang melibatkan tiga tahapan yang berlangsung secara simultan, yaitu: pertama, reduksi data (data reduction); kedua, penyejian data (data display); dan ketiga, penarikan kesimpulan serta verifikasi (conclusion drawing or verification). Sehingga teori yang digunakan yaitu Robert K. Merton fungsi manifest dan fungsi laten. Hasil penelitian ini: Pertama, Wayang Krucil di Desa Sonoageng dibawa oleh Raden Kanoman atau lebih dikenal dengan Mbah Sahid dari kerajaan Mataram Islam. Kedua, Relasi antara Wayang Krucil dengan nyadran Sonoageng dari sudut pandang fungsi manifes sebagai identitas. Sedangkan dari sudut pandang laten sebagai kewajiban yang dilakukan masyarakat setiap tahunnya. Ketiga, Wayang Krucil sendiri memiliki fungsi manifes sebagai hiburan dan ritual. Sedangkan fungsi laten pada Wayang Krucil sebagai Sarana Komunikasi, ungkapan jati diri, dan sarana pendidikan. Kata Kunci: Kesenian, Wayang Krucil, Tradisi, Manifes, Laten
Item Type: | Skripsi |
---|---|
Subjects: | Sosiologi Agama Sosiologi Agama > Tradisi |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin, Adab Dan Dakwah > Sosiologi Agama |
Depositing User: | 12309183067 FAHRI MU'AMMAR ARIF |
Date Deposited: | 04 Feb 2025 07:49 |
Last Modified: | 04 Feb 2025 07:49 |
URI: | http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/55584 |
Actions (login required)
View Item |