ITA MAKHSUNATUL KHUSNA, 126309212084 (2025) TINDAKAN SOSIAL MAHASANTRI DALAM KONSUMSI SKINCARE TANPA SERTIFIKASI HALAL (Studi pada Pondok Pesantren Sirojut Tholibin Tulungagung). [ Skripsi ]
![]() |
Text
COVER.pdf Download (497kB) |
![]() |
Text
ABSTRAK.pdf Download (454kB) |
![]() |
Text
DAFTAR ISI.pdf Download (253kB) |
![]() |
Text
BAB I.pdf Download (330kB) |
![]() |
Text
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (358kB) |
![]() |
Text
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (148kB) |
![]() |
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (9kB) |
![]() |
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (234kB) |
![]() |
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (892kB) |
Abstract
Penggunaan produk skincare tanpa label halal oleh mahasantri Pondok Pesantren Sirojut Tholibin Tulungagung menjadi fenomena menarik untuk dikaji. Meskipun berada di lingkungan pesantren, banyak dari mereka tetap menggunakan skincare yang belum bersertifikat halal. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat berbagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan konsumsi, terutama dalam memilih produk perawatan diri. Di tengah meningkatnya tren penggunaan skincare di kalangan remaja dan mahasiswa, fenomena ini memperlihatkan adanya kecenderungan untuk mendahulukan faktor-faktor praktis dan sosial dibandingkan aspek sertifikasi halal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk tindakan sosial mahasantri dalam penggunaan skincare tanpa label halal serta motif yang melatarbelakanginya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara mendalam terhadap tujuh mahasantri aktif yang secara rutin menggunakan produk skincare tanpa sertifikasi halal. Teori tindakan sosial dari Max Weber digunakan sebagai landasan untuk mengkaji berbagai motif yang melatarbelakangi pilihan skincare dan bentuk tindakan konsumtif para informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk tindakan sosial mahasantri dalam menggunakan skincare tanpa sertifikasi halal meliputi terpengaruh oleh lingkungan sosial dan media, memilih produk berdasarkan pengalaman pribadi terkait kondisi kulit, mengutamakan aspek keamanan produk seperti adanya izin BPOM daripada label halal, mempertimbangkan harga produk yang terjangkau sesuai kemampuan ekonomi mereka dan menggunakan produk karena kebiasaan. Sementara itu, motif yang melatarbelakangi penggunaan skincare tanpa label halal antara lain karena lebih mengutamakan keamanan produk yang ditunjukkan oleh sertifikasi BPOM, kecocokan dengan jenis kulit, harga yang terjangkau, serta kepercayaan terhadap popularitas dan ulasan positif dari pengguna lain. Label halal tidak menjadi pertimbangan utama dalam pengambilan keputusan konsumsi, karena mahasantri merasa bahwa aspek kenyamanan, efektivitas, dan hasil nyata dari produk lebih relevan bagi mereka.
Item Type: | Skripsi |
---|---|
Subjects: | Sosiologi Agama |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin, Adab Dan Dakwah > Sosiologi Agama |
Depositing User: | 126309212084 ITA MAKHSUNATUL KHUSNA |
Date Deposited: | 25 Jun 2025 06:37 |
Last Modified: | 25 Jun 2025 06:37 |
URI: | http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/58509 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |